MAKALAH
MANUSIA ( ASPEK FISIK – BIOLOGIS )
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I
Disusun Oleh
Nama : Tika Permatasari
NIM : 2021110084
Kelas : B ( Reguler )
JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang
paling mulia, baik dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal,
pikiran,perasaan dan sebagainya. Berbeda dengan makhluk lain, meskipun
memiliki kehidupan tetapi tidak memiliki sifat seperti manusia.
Olek
karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang
penciptaan manusia melalui proses yang begitu rumit yang telah dirancang
oleh Allah melalui tahapan-tahapan untuk memperoleh bentuk yang
sempurna.
PEMBAHASAN
A. MATERI HADITS
Manusia dilihat dari aspek fisik- biologis
عَنْ
عَبْدُ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ
الْمَصْدُوقُ, قَال:( إِنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي أُمَّهِ
بَطْنِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا, ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ
يَكُونُ مُضْغَةً مِثْل ذّلِكَ, ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْ
مَرُ بِأَ رْبَعِ كَلِمَا تٍ, وَيُقَالُ لَهُ: اُكْتُبْ عَمَلَهُ,
وَرِزْقُهُ, وَأَجَلَهُ, وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ, ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ
الرُّوحُ, فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجَنَّةِ إِلاَّ ذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَا
بُهُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْل النَّارِ. وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّأرِ إِلاَّ ذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ
الكِتَابُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ )
( رواه البخاري فى الصحيح,كتبا بدء الخلق,باب ذكر الملا ئكة )
B.TERJEMAH HADITS
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud r.a.: Rasulullah Saw orang yang benar dan
dipercaya - pernah bersabda,”( Subtansi ciptaan ) manusia disimpan dalam
rahim ibunya selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi gumpalan
darah untuk periode yang sama lalu menjadi segumpal daging juga untuk
periode yang sama. Kemudian Allah mengutus malaikat dan menyuruاnya
menuliskan empat hal. Dia berfirman kepadanya : Tulislah perbuatan –
perbuatannya, kehidupannya,( tanggal ) kematiannya, dan apakah kelak (
pada hari kiamat ) ia ( termasuk orang yang ) diberkahi atau disiksa.
Jadi, mungkin saja salah seorang dari kalian melakukan perbuatan –
perbuatan baik sehingga jarak dirinya dengan surga tinggal sejengkal
saja dan kemudian apa yang telah dituliskan untuknya mengubah
perilakunya sehingga mulai melakukan perbuatan – perbuatan buruk yang
dilakukan oleh para penghuni neraka. Begitu pula seseorang dari kalian
mungkin saja melakukan perbuatan – perbuatan buruk sehingga jarak dengan
dirinya dengan neraka tinggal sejengkal saja namun apa yang telah
dituliskan untuknya mengubah perilakunya sehingga mulai melakukan
perbuatan – perbuatan baik yang dilakukan para penghuni surga. “ (HR.
Bukhari, kitab Bad’il Khalqi, Bab Zikir para malaikat ).[1]
C. اMUFRODAT
TERJEMAH
|
TEKS ARAB
|
Yang benar dan dipercaya
|
الصَّادِقُ الْمَصْدُوق
|
Segumpal darah
|
عَلَقَةً
|
Segumpal daging
|
مُضْغَةً
|
Empat perkara
|
بِأَ رْبَعِ كَلِمَا ت
|
Dia berfirmannya
|
وَيُقَالُ لَهُ
|
Tulislah perbuatan-perbuatanya (amal)
|
اُكْتُبْ عَمَلَهُ
|
rezekinya
|
وَرِزْقُهُ
|
Tanggal kematiannya(ajal)
|
وَأَجَلَهُ
|
Dan apakah termasuk orang yang disiksa atau orang yang bahagia
|
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
|
Sejengkal saja
|
ذِرَاعٌ
|
Penghuni neraka
|
أَهْل النَّار
|
Penghuni surga
|
أَهْلِ الجَنَّةِ
|
D. BIOGRAFI PERAWI
Abdullah bin Mas’ud
Nama
lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghofil bin Habib al-Hadzaly.
Biasanya dipanggil Abu Abdurrahman. Ayahnya bernama abdur dengan sebutan
“Habrul Ummah”(ilmuan umat Islam) seperti halnya Ibn ‘Abbas. Beliau
juga termasuk orang yang ahli fiqh. [2]
Mengenai
keislamannya, beliau masuk Islam sebelum Rasulullah datang ke rumah
al-Arqom. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal tempat pengajian ajaran
Islam dimana para sahabat hadir di sana. Beliau termasuk enam orang yang
masuk Islam pada awal-awal datangnya kambing milik ‘Uqbah bin Abu Mu’id
di Mekkah. Maklum, orang tuanya bukan orang yang kaya yang mampu
mencukupi kebutuhan hidupnya.[3]
Selama
berjuang bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 848
hadits. Selain itu, semasa hidupnya Abdullah selalu mengikuti Rasul.
Beliau banyak mendengarkan ayat–ayat alquran sejak tahu tentang alquran sejak alquran diwahyukan pertama kali kepada Rasul.
yang
akhirnya beliau meninggal dunia pada tahun 32 Hijriah. Sebelum wafatnya
beliau sempat berpesan kepada Zubair bin Awwam untuk mensholatinya.
Beliau dikuburkan di kuburan Baqi’ (samping masjid Nabawi, Madinah).[4]
E. KETERANGAN HADITS
Syarah hadits ini dinukil dari kitab Syarah Al Imam An-nawawi ‘ala Shahih Muslim rahimahullah Ta’ala.
الصَّادِقُ الْمصْدُوِق Maksud kalimat disamping adalah: jujur dalam hal tutur katanya dan dapat dipercaya mengenai kabar wahyu yang beliau bawa.
Sesuai
laporan para malaikat, ada beberapa tahapan perkembangan embrio manusia
yang dipaparkan sebagai berikut. Awalnya adalah ketika Allah
mernjadikannya sel telur yang dibuahi untuk kemudian dijadikan segumpal
darah. Ini merupakan tahapan pertama yang dilaporkan malaikat, sebab
tidak setiap sel telur bisa mencapai tahapan berikutnya. Tahapan
tersebut berjalan selama empat puluh hari pertama. Pada waktu inilah
rezeki, ajal, amal perbuatan, dan nasib celaka atau keberuntungannya
ditetapkan. Tahapan ketika Allah menciptakan rupa, pendengaran,
penglihatan, tulang belulang, dan jenis kelaminnya (laki-laki atau
perempuan) . Tahapan ini terjadi pada empat puluh hari yang ketiga,
yakni ketika perkembangannya menjadi segumpal daging. Sebelum lengkap
masa empat puluh hari ketiga inilah akan ditiupkan ruh kehidupan pada
embrio manusia tesebut.[5]
Kata dziraa’ dalam hadits ini maksudnya adalah perumpamaan
untuk menyatakan betapa dekat nasib orang itu dengan surga ketika
meninggal dunia. Begitu dekatnya dengan alam tempat tinggal keabadian
itu, sampai akhirnya diungkapkan dengan kata dziraa’ yang artinya
tingkal sejengkal. Maksud substansi hadits ini tentu jarang terjadi
pada kebanyakan orang, sebab mayoritas orang yang dikasihi oleh Allah Islam. Masa kecilnya dihabiskan untuk mengembala
Ta’ala
akan dilapangkan untuk mendapatkan rahmat-Nya, yakni diberi hidayah
untuk mengerjakan kabaikan setelah sebelum-nya mempraktekan keburukan.
Sedangkan seeorang yang semula baik,diakhir hayatnya berbuat buruk
(sebagaimana matan hadits di atas), bisa dinilai sangat jarang terjadi.
Allah berfirman, “ Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mendahului dan mengalahkan murka-Ku.”
Orang yang termasuk dalam kategori hadits ini adalah yang di akhir hayatnya melakukan kekufuran atau kemaksiatan. Hanya saja perlu dibedakan antara nasib orang yang mengakhiri hidupnya dengan kemaksiatan,
dan antara orang yang mengakhiri hidupnya kehidupannya dengan
kekufuran. Orang yang mengakhiri hidupnya kehidupannya dengan kekufuran
maka akan tinggal kekal didalam neraka, sedangkan orang yang mengesakan
Allah, dia tidak akan tinggal kekal di dalam neraka Wallahu a’lam.[6]
F.ASPEK TARBAWI
Dari
uraian hadits ini dapat kita pahami bahwa proses penciptaan manusia
melalui beberapa tingkatan atau tahapan-tahapan.Tahapan pertumbuhan
janin dimulai dari dibuahinya sel telur yang ada dirahim ibu, setelah terjadi
pembuahan maka terbentuklah nutfah (air mani) yang tersimpan dalam
rahim ibu selama empat puluh hari, dengan tahapan yang sama pula alaqoh
berubah menjadi mudlghoh, kemudian mudlghoh berkembang menjadi tulang
belulang yang dibungkus dengan daging akhirnya berubah menjadi janin,
pada waktu itulah Allah ke dalam meniupkan ruh ke dalam janin tersebut,menurut kesepakatan para ulama diupkan ruh pada usia kandungan 120 hari.. [7]
Dapat disimpulkan kita juga harus beriman kepada Qadar, karena Allah
Subahanhu wa Ta'ala telah mentakdirkan nasib manusia sejak di alam
rahim. Tentang rezekinya,ajalnya yang juga tidak bisa diajukan atau
diundurkan, amal perbuatannnya baik yang baik atau yang buruk dan juga
celaka atau bahagianya. Celaka yang dimaksud yaitu sebagai penghuni
neraka .[8]
Tentang
keempat hal tersebut, tidak ada seorang pun yang mengetahui hakikatnya.
Oleh karenanya, tidak boleh bagi seseorang pun enggan untuk beramal
shalih, dengan alasan bahwa semuanya telah ditakdirkan Allah swt. Memang
benar, bahwa Allah telah mentakdirkan akhir kehidupan setiap hamba,
namun Dia Yang Maha Bijaksana juga menjelaskan jalan-jalan untuk
mencapai kebahagiaan. Sebagaimana Allah Yang Maha Pemurah telah
mentakdirkan rizki bagi setiap hamba-Nya, namun Dia juga memerintahkan
hamba-Nya keluar untuk mencarinya.
Seperti saat Rasul menjawab pertanyan dari sahabat Suraqah bin malik, Beliau bersabda:
اِعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ.
اِعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ.
Beramallah
kalian, karena semuanya telah dimudahkan oleh Allah menurut apa yang
Allah ciptakan atasnya. Adapun orang yang termasuk golongan orang-orang
yang berbahagia, maka ia dimudahkan untuk beramal dengan amalan
orang-orang yang berbahagia. Dan adapun orang yang termasuk golongan
orang-orang yang celaka, maka ia dimudahkan untuk beramal dengan amalan
orang-orang yang celaka.
PENUTUP
Setelah kita memahami penjelasan hadits di
atas tentang bagaimana proses penciptaan manusia yang begitu
rumit,setidaknya kita bisa meningkatkan rasa bersyukur kita kepada Allah
swt, dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Walaupun
rezeki,ajal,amal perbuatan serta nasib manusia sudah ditetapkan kita
tetap harus selalu berusaha mencapai yang terbaik dihadapan Allah,
jangan hanya pasrah saja pada takdir sebelum kita berikhtiar dan berdoa.
DAFTAR PUSTAKA
Al Asqalani,Ibnu Hajar.2008.Fathul Baari 17.Jakarta: Pustaka Azzam
Kiptiyah.2007.Embriologi dalam Alquran.Malang: UIN-Malang Press
Lisanul ar rab juz 10 hlm.267
Soffandi,Wawan Djunaedi.2007.Syarah Hadits Qudsi.Jakarta:Pustaka Azzam
Tholbah,Hushama.Ensiklopedi mukjiat alquran dan hadits.2008.Kairo:Sapta Sentosa
http://www.2lisan.com/biografi/sastrawan/biografi-william-shakespeare/
[1] Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari 17,(Pustaka Azzam: Jakarta,2008),hlm.558-559
[2] Lisanul ar rab juz 10 hlm.267
[3] Tagrib at tahdib syihabudin ahmad bin ali bin hajr al asqalani al maq’tufi
[5] Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Hadits Qudsi,(Pustaka Azzam:Jakarta,2007),hlm.212-214
[6] Ibid,hlm.216-217
[7] Ibid,hlm.214
[8] Prof.Dr.hushama tholban,ensiklopedi mukjizat alquran dan hadis (kairo:sapta santosa,2008)jilid11,hlm.52-56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar