Powered By Blogger

Senin, 02 April 2012

MAKALAH
MANUSIA ( ASPEK FISIK – BIOLOGIS )
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I

 











Disusun Oleh
Nama                 : Tika Permatasari
NIM                   : 2021110084
Kelas                  : B ( Reguler )


JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012




PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt  yang paling mulia, baik dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal, pikiran,perasaan dan sebagainya. Berbeda dengan makhluk lain, meskipun memiliki kehidupan tetapi tidak memiliki sifat seperti manusia.
Olek karena itu, pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang penciptaan manusia melalui proses yang begitu rumit yang telah dirancang oleh Allah melalui tahapan-tahapan untuk memperoleh bentuk yang sempurna.





















PEMBAHASAN

A. MATERI HADITS           
Manusia dilihat dari aspek fisik- biologis

عَنْ عَبْدُ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ, قَال:( إِنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي أُمَّهِ بَطْنِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا, ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْل ذّلِكَ, ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْ مَرُ بِأَ رْبَعِ كَلِمَا تٍ, وَيُقَالُ لَهُ: اُكْتُبْ عَمَلَهُ, وَرِزْقُهُ, وَأَجَلَهُ, وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ, ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ, فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجَنَّةِ إِلاَّ ذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَا بُهُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْل النَّارِ. وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّأرِ إِلاَّ ذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ )                                                                          
( رواه البخاري فى الصحيح,كتبا بدء الخلق,باب ذكر الملا ئكة )                                                              
B.TERJEMAH HADITS
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a.: Rasulullah Saw orang yang benar dan dipercaya - pernah bersabda,”( Subtansi ciptaan ) manusia disimpan dalam rahim ibunya selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi gumpalan darah untuk periode yang sama lalu menjadi segumpal daging juga untuk periode yang sama. Kemudian Allah mengutus malaikat dan menyuruاnya menuliskan empat hal. Dia berfirman kepadanya : Tulislah perbuatan – perbuatannya, kehidupannya,( tanggal ) kematiannya, dan apakah kelak ( pada hari kiamat ) ia ( termasuk orang yang ) diberkahi atau disiksa. Jadi, mungkin saja salah seorang dari kalian melakukan perbuatan – perbuatan baik sehingga jarak dirinya dengan surga tinggal sejengkal saja dan kemudian apa yang telah dituliskan untuknya mengubah perilakunya sehingga mulai melakukan perbuatan – perbuatan buruk yang dilakukan oleh para penghuni neraka. Begitu pula seseorang dari kalian mungkin saja melakukan perbuatan – perbuatan buruk sehingga jarak dengan dirinya dengan neraka tinggal sejengkal saja namun apa yang telah dituliskan untuknya mengubah perilakunya sehingga mulai melakukan perbuatan – perbuatan baik yang dilakukan para penghuni surga. “ (HR. Bukhari, kitab Bad’il Khalqi, Bab Zikir para malaikat ).[1]

C. اMUFRODAT

TERJEMAH
TEKS ARAB
Yang benar dan dipercaya
الصَّادِقُ الْمَصْدُوق
Segumpal darah
عَلَقَةً
Segumpal daging
مُضْغَةً
Empat perkara
 بِأَ رْبَعِ كَلِمَا ت
Dia berfirmannya
وَيُقَالُ لَهُ
Tulislah perbuatan-perbuatanya (amal)
اُكْتُبْ عَمَلَهُ
rezekinya
وَرِزْقُهُ
Tanggal kematiannya(ajal)
وَأَجَلَهُ
Dan apakah termasuk orang yang disiksa atau orang yang bahagia
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
Sejengkal saja
ذِرَاعٌ
Penghuni neraka
أَهْل النَّار
Penghuni surga
أَهْلِ الجَنَّةِ

 D. BIOGRAFI PERAWI
Abdullah bin Mas’ud
Nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghofil bin Habib al-Hadzaly. Biasanya dipanggil Abu Abdurrahman. Ayahnya bernama abdur dengan sebutan “Habrul Ummah”(ilmuan umat Islam) seperti halnya Ibn ‘Abbas. Beliau juga termasuk orang yang ahli fiqh. [2]
Mengenai keislamannya, beliau masuk Islam sebelum Rasulullah datang ke rumah al-Arqom. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal tempat pengajian ajaran Islam dimana para sahabat hadir di sana. Beliau termasuk enam orang yang masuk Islam pada awal-awal datangnya kambing milik ‘Uqbah bin Abu Mu’id di Mekkah. Maklum, orang tuanya bukan orang yang kaya yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.[3]
Selama berjuang bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 848 hadits. Selain itu, semasa hidupnya Abdullah selalu mengikuti Rasul. Beliau banyak mendengarkan  ayat–ayat alquran sejak  tahu tentang alquran sejak alquran diwahyukan pertama kali kepada Rasul.
yang akhirnya beliau meninggal dunia pada tahun 32 Hijriah. Sebelum wafatnya beliau sempat berpesan kepada Zubair bin Awwam untuk mensholatinya. Beliau dikuburkan di kuburan Baqi’ (samping masjid Nabawi, Madinah).[4]

E. KETERANGAN HADITS
Syarah hadits  ini dinukil dari kitab Syarah Al Imam An-nawawi ‘ala Shahih Muslim rahimahullah Ta’ala.
الصَّادِقُ الْمصْدُوِق  Maksud kalimat disamping adalah: jujur dalam hal tutur katanya dan dapat dipercaya mengenai kabar wahyu yang beliau bawa.
Sesuai laporan para malaikat, ada beberapa tahapan perkembangan embrio manusia yang dipaparkan sebagai berikut. Awalnya adalah ketika Allah mernjadikannya sel telur yang dibuahi untuk kemudian dijadikan  segumpal darah. Ini merupakan tahapan pertama yang dilaporkan malaikat, sebab tidak setiap sel telur bisa mencapai tahapan berikutnya. Tahapan tersebut berjalan selama empat puluh hari pertama. Pada waktu inilah rezeki, ajal, amal perbuatan, dan nasib celaka atau keberuntungannya ditetapkan. Tahapan ketika Allah menciptakan rupa, pendengaran, penglihatan, tulang belulang, dan jenis kelaminnya (laki-laki atau perempuan) . Tahapan ini terjadi pada empat puluh hari yang ketiga, yakni ketika perkembangannya menjadi segumpal daging. Sebelum lengkap masa empat puluh hari ketiga inilah akan ditiupkan ruh kehidupan pada embrio manusia tesebut.[5]
Kata dziraa’ dalam hadits ini maksudnya adalah  perumpamaan untuk menyatakan betapa dekat nasib orang itu dengan surga ketika meninggal dunia. Begitu dekatnya dengan alam tempat tinggal keabadian itu, sampai akhirnya diungkapkan dengan kata dziraa’ yang artinya tingkal sejengkal. Maksud substansi hadits ini tentu jarang terjadi pada kebanyakan orang, sebab mayoritas orang yang dikasihi oleh Allah Islam. Masa kecilnya dihabiskan untuk mengembala
Ta’ala akan dilapangkan untuk mendapatkan rahmat-Nya, yakni diberi hidayah untuk mengerjakan kabaikan setelah sebelum-nya mempraktekan keburukan. Sedangkan seeorang yang semula baik,diakhir hayatnya berbuat buruk (sebagaimana matan hadits di atas), bisa dinilai sangat jarang terjadi. Allah berfirman, “ Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mendahului dan mengalahkan murka-Ku.”
Orang yang termasuk dalam kategori hadits ini adalah yang di akhir  hayatnya melakukan kekufuran atau kemaksiatan. Hanya saja perlu dibedakan antara nasib orang yang mengakhiri hidupnya dengan  kemaksiatan, dan antara orang yang mengakhiri hidupnya kehidupannya dengan kekufuran. Orang yang mengakhiri hidupnya kehidupannya dengan kekufuran maka akan tinggal kekal didalam neraka, sedangkan orang yang mengesakan Allah, dia tidak akan tinggal kekal di dalam neraka Wallahu a’lam.[6]

F.ASPEK TARBAWI
Dari uraian hadits ini dapat kita pahami bahwa proses penciptaan manusia melalui beberapa tingkatan atau tahapan-tahapan.Tahapan pertumbuhan janin dimulai dari dibuahinya sel telur yang ada dirahim ibu, setelah  terjadi pembuahan maka terbentuklah nutfah (air mani) yang tersimpan dalam rahim ibu selama empat puluh hari, dengan tahapan yang sama pula alaqoh berubah menjadi mudlghoh, kemudian mudlghoh berkembang menjadi tulang belulang yang dibungkus dengan daging akhirnya berubah menjadi janin, pada waktu itulah Allah ke dalam  meniupkan ruh ke dalam janin tersebut,menurut kesepakatan para ulama diupkan ruh pada usia kandungan 120 hari.. [7]
Dapat disimpulkan kita juga harus beriman kepada Qadar, karena  Allah Subahanhu wa Ta'ala telah mentakdirkan nasib manusia sejak di alam rahim. Tentang rezekinya,ajalnya yang juga tidak bisa diajukan atau diundurkan, amal perbuatannnya baik yang baik atau yang buruk dan juga celaka atau bahagianya. Celaka yang dimaksud yaitu sebagai penghuni neraka .[8]
Tentang keempat hal tersebut, tidak ada seorang pun yang mengetahui hakikatnya. Oleh karenanya, tidak boleh bagi seseorang pun enggan untuk beramal shalih, dengan alasan bahwa semuanya telah ditakdirkan Allah swt. Memang benar, bahwa Allah telah mentakdirkan akhir kehidupan setiap hamba, namun Dia Yang Maha Bijaksana juga menjelaskan jalan-jalan untuk mencapai kebahagiaan. Sebagaimana Allah Yang Maha Pemurah telah mentakdirkan rizki bagi setiap hamba-Nya, namun Dia juga memerintahkan hamba-Nya keluar untuk mencarinya.
Seperti saat Rasul menjawab pertanyan dari sahabat Suraqah bin malik, Beliau bersabda:
اِعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ.

Beramallah kalian, karena semuanya telah dimudahkan oleh Allah menurut apa yang Allah ciptakan atasnya. Adapun orang yang termasuk golongan orang-orang yang berbahagia, maka ia dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang berbahagia. Dan adapun orang yang termasuk golongan orang-orang yang celaka, maka ia dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang celaka.
























PENUTUP

Setelah kita memahami penjelasan hadits di atas tentang bagaimana proses penciptaan manusia yang begitu rumit,setidaknya kita bisa meningkatkan rasa bersyukur kita kepada Allah swt, dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Walaupun rezeki,ajal,amal perbuatan serta nasib manusia sudah ditetapkan kita tetap harus selalu berusaha mencapai yang terbaik dihadapan Allah, jangan hanya pasrah saja pada takdir sebelum kita berikhtiar dan berdoa.




















DAFTAR PUSTAKA

Al Asqalani,Ibnu Hajar.2008.Fathul Baari 17.Jakarta: Pustaka Azzam
Kiptiyah.2007.Embriologi dalam Alquran.Malang: UIN-Malang Press
Lisanul ar rab juz 10 hlm.267
Soffandi,Wawan Djunaedi.2007.Syarah Hadits Qudsi.Jakarta:Pustaka Azzam
Tholbah,Hushama.Ensiklopedi mukjiat alquran dan hadits.2008.Kairo:Sapta Sentosa
http://www.2lisan.com/biografi/sastrawan/biografi-william-shakespeare/



[1] Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari 17,(Pustaka Azzam: Jakarta,2008),hlm.558-559
[2] Lisanul ar rab juz 10 hlm.267
[3] Tagrib at tahdib syihabudin ahmad bin ali bin hajr al asqalani al maq’tufi
             [4] http: //www.2lisan.com/biografi/sastrawan/biografi-william-shakespeare
[5] Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Hadits Qudsi,(Pustaka Azzam:Jakarta,2007),hlm.212-214
[6] Ibid,hlm.216-217
[7] Ibid,hlm.214
[8] Prof.Dr.hushama tholban,ensiklopedi mukjizat alquran dan hadis (kairo:sapta santosa,2008)jilid11,hlm.52-56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar