PENDAHULUAN
Membicarakan pendidian islam satu hal yang tidak ada
selesainya, paling tidak disebabkan oleh dua hal, pertama pendidikan itu
sendiri memang harus berkembang dilihat dari wataknya sendiri. Kedua
perkembangan pendidikan itu harus sejalan dengan perkembangan jalan.
Untuk mengolah semua ini adalah tugas ahli pendidikan agar mudah dalam
menerapkan pembelajarannya, dalam kehidupan manusia yang telah di
anugrahi akal untuk berfikir serta berbagai potensi lainnya. Dalam
berbagai persoalan dalam dunia pendidikan seperti mengenai unsure-unsur
pendidikan seperti : tujuan pendidikan, dasar pendidikan, metode
pengajaran, kurikulum, pendidik, peserta didik dan eveluasi sebagai
standart untuk tercapainya tujuan suatu proses pembelajaran.
Menyikapi persoalan di atas telah banyak melahirkan sejumlah tokoh di
berbagai pelosok dunia islam, termasuk di Indonesia. Salah satunya Hasan
Langgulung, yang berupaya untuk memberikan kontribusinya dalam
mengembangkan pemikiran pendidikan islam sebagai langkah konkrit dalam
ikut menyelesaikan berbagai problematika system pendidikan islam dan
menghendaki adanya keutuhan “ system pendidikan islam modern”.
Adapun yang ingin di ungkapkan dalam makalah ini adalah bagaimana
sebenarnya pendapat Hasan Langgulung tentang unsure – unsure pendidikan
islam agar sesuai dengan perkembangan zaman dalam menghadapi tantangan
era globalisasi saat ini.
Esensi Dan Pengertian Pendidikan Islam
Menurut hasan langgulung istilah pendidikan yang dalam bahasa inggris
adalah education, berasal dari bahasa latin yaitu educere, yang berarti
memasukkan sesuatu, barangkali memasukkan ilmu ke kepala seseorang.
Dalam hal ini menurut beliau ada tiga hal yang terlibat yaitu: ilmu,
prosese memasukkan ke kepala orang, jadi ilmu itu memang masuk ke
kepala.1
Dalam makna yang lebih luas hasan langgulung mengartikan pendidikan
sebagai usaha memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu
dalam masyarakat.2 Dengan kata lain hasan langgulung juga mengatakan
bahwa pendidikan suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu
masyarakat, kebudayaan, atau peradaban untuk memeliahara kelanjutan
hidupnya.3 Selanjutnya menurut hasan langgulung menjelaskan bahwa
pendidikan itu amat penting bagi manusia dalam menjalani kehidupannya di
dunia ini agar mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan.
Sebagai sesuatu yang sangat urgen, maka fungsi-fungsi pendidikan itu beliau ungkapkan sebagai berikut :
1. Menyiapkan generasi mudah untuk memegang
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
Peranan disini berkaitan dengan kelanjutan hidup (survival) masyrakat
itu sendiri.
2. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan
peranan-peranan tersebut dengan generasi tua kepada generasi muda.
3. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara
keutuhan dan kesatuan masyrakat yang menjadi syarat mutlak untk
kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. 4
Sebagai sebuah proses pemindahan nilai-nilai pada suatu masyarakat
kepada setiap individu yang ada didalamnya, maka proses pendidikan
tersebut menurut Hasan Langgulung dapat dilakukan dengan macam-macam
jalan, yakni :
1. Melalui pengajaran, dalam hal ini berarti pemindahan pengetahuan atau kno
knowledge.
Melalui latihan
Melalui indokrinasi yaitu proses yang melibatkan seseorang meniru atau
mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang lain. 5
Dalam memberikan pengertian terhadap pendidikan, Hasan Langgulung juga memandangnya dari tiga segi, yakni :
Dari sudut pandangan masyarakat.
Dari segi pandangan individu.
Dari segi proses antara individu dan masyarakat. 6
Untuk membahas lebih jauh tiga point di atas : Pertama, dari seegi
pandangan msyarakat, pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari
generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap
berkelanjutan.
Atau dengan kata lain, menurut beliau, masyarakat mempunyai nilia-nilai
budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas
masyarakat tersebut tetap terpelihara. 7 nilai-nilai yang ingin
disalurkan itu bermacam-macam, ada yang bersifat intelektual, seni,
politik, dan lain-lain.
Kedua, dilihat dari segi individu, pendidikan menurut hasan langgulung
berarti pembangunan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. 8
Dalam hal ini hasan langgulung mengibaratkan individu laksana lautan
yang dalam penuh mutiara dan bermacam-macam ikan, tetapi tidak tampak.
Ia masih berada di dasar laut, ia perlu dipancing dan di gali supaya
dapat menjadi makanan dan perhiasan bagi manusia. Potensi, bakat ataupun
kemampuan individulah yang dituntun untuk menggali mutiara tersebut dan
mengubahnya menjadi emas dan intan sehingga menjadi kekayaan yang
berlimpah untuk kemakmuran masyarakat.
Dalam istilah lain berkenaan dengan pemahaman, hasan langgulung
tentang pendidikan dilihat dari individu, pendidikan adalah proses
menampakkan (manifestasi) aspek-aspek yang tersembunyi (latent) pada
anak didik. 9
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemakmuran suatu masyarakat
bergantung kepada kesanggupan masyarakat tersebut menggarap kekayaan
yang terpendam pada setiiap individunya. Dengan kata lain, kemakmuran
masyarakat tergantung kepada keberhasilan pendidikannya dalam menggarap
kekayaan yang terpendam pada setiap individu.
Ketiga, dilihat dari segi proses (transaksi), maka pendidikan itu
menurut hasan langgulung adalah proses memberi dan mengambil, antara
manusia dan lingkungannya dalam rangka mengembangkan dan menciptakan
ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk merubah dan memperbaiki
kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya. Dalam istilah lain beliau
katakana sebagai interaksi antara potensi dan budaya, dimana kedua
proses ini berjalan sama-sama, isi mengisi antara satu dengan yang lain.
10
Hasan langgulung juga sepakat dengan tokoh pendidikan lain dalam
menggunakan beberapa istilah dalam bahasa arab untuk pendidikan. menurut
beliau, kata pendidikan dapat disebut juga dengan ta’lim () sesuai
dengan firman allah s.w.t. yang berbunyi:
“ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu
berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar”11
B. Dasar Pokok Dan Tujuan Pendidikan Islam
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian
muslim, maka pendidikan islam memerlukan azas atau dasar yang dijanjikan
landasan kerja. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi peleksanaan
pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang
menjadi acuan pendidikan islam hendaknya merupakan sumber nilai
kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik kea rah
pencapaian pendidikan. oleh karena itu, dasar pokok yang terpenting dari
pendidikan islam menurut hasan langgulung adalah al-quran dan hadits.
12
Ada beberapa alasannya kenapa alquran dijadikan sebagai dasar pokok pertama dalam pendidikan islam, yaitu :
Al-quran sangat menghormati manusia.
Al-quran memberikan bimbingan ilmiah
Isi al-quran tidak bertentangan dengan fitrah manusia
Kisah (cerita) yang ada didalam al-quran bertujuan sebagai pendidikan
Al-quran sangat memperhatikan dan sekaligus memeliahara masalah-masalah sosoal. 13
Selain dari dua sumber dasar pokok pendidikan islam diatas, sumber lain
adalah qaul-alshabat (pendapat atau perkataan sahabat), masalih
ar-mursalah (suatu persoalan dilihat tingkat maslahat dan segi positif
yang dikandungnya), ‘urf (kebiaasaan atau adat yang sesuai dengan ajaran
islam), dan pemikiran hasil ijtihat intelektual muslim (pendapat
tokoh-tokoh islam pada zamannya). 14
Tujuan pendidikan pada dasrnya merupakan perubahan yang diinginkan dan
diusahan dalam proses pendidikan, baik pada aspek tingkah laku individu
dalam kehidupan pribadinya maupun kehidupan bermasyarakat serta alam
sekitarnya. Menurut hasan langgulung, tujuan pendidikan merupakan
perkara yang terpenting, sebab ia menentukan kandungan dan metode
pendidikan. 15
Untuk mencapai tujuan tersebut , menurut hasan langgulung haruislah
berangkat dari berbagai dasar pokok pendidikan yang pada hakekatnya
adalah ajaran islam itu sendiri. Adapun dasar – dasar pokok pendidikan
islam itu yaitu:
Keutuhan (syumuliah)
Keterpaduan
Kesinambungan
Keaslian
Bersifat praktikal
Kesetiakawanan
Keterbukaan. 16
lebih lanjut hasan langgulung mengatakan bahwa berbicara tujuan
pendidikan tak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan
hidup, sebab pendidikan bertujuan untuk memelihara kehidupan manusia.
Oleh karena itu, perbincangan tentang tujuan juga mengharuskan kita
membicarakan sifat – sifat asal manusia menurut pandangan islam, sebab
pada manusia itulah di cita-citakan sesuatu yang ditanmamkan oleh
pendidikan. 17
Dengan demikian tujuan pendidikan islam adalah mengembangkan
fitrah peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara
dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi
pelaksanaan fungsinya sebagai kholifah fi al-ardh.18 lebih tegas lagi
Hasan Langgulung mengatakan sebagaimana yang diungkapkan H.M Taufik,
bahwa tujuan pendidikan islam harus dirumuskan sebagai arah yang akan
dituju manusia secara esensi supstansial, yakni kesempurnaan hidup
sesuai citra bagi peenciptaan manusia. 19
C. Unsur – unsure Pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan Islam
Dalam hal ini kata tujuan dan maksud digabungkan pengertian sekaligus.
Tujuan pendidikan islam yaitu ada tujuan akhir, tujuan umum dan tujuan
khusus.
Tujuan akhir pendidikan islam itu dapat di nyatakan sebagai berikut:
persiapan dunia dan akhirat
perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan islam.
persiapan menjadi warga Negara yang baik.
perkembangan yang menyeluruh dan berpadu bagi pribadi pelajar (tidak split personality) 20
Senada dengan pendapat diatas Haidar Putra Daulay menjelaskan ada 3 tujuan pokok pendidikan islam yaitu:
tercapainya tujuan hubungan allah dengan manusia.
tercapanya tujuan hubungan manusia dengan manusia
tercapainya tujuan hubungan manusia dengan alam. 21
2.. Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum merupakan penuntun bagi guru dalam melakukan tugasnya sesuai
dengan bidang studi serta tingkatan kelas yang dihadapinya. Secara luas
pengertian kurikulum dapat diartikan sebagai : “ Seluruh usaha sekolah
untuk merangsang anak belajar, baik didalam kelas maupun dihalaman
sekolah atau diluar sekolah”. 22
Sedangkan menurut S nasution, sesuatu yang direncanakan
sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. apa yang direncanakan
biasanya bersipat ideal, sesuatu cita – cita tentang manusia atau warga
Negara yang dibentuk. Apa yang dapat diwujudkan dalam kenyataan disebut
kurikulum real. 23
Begitu urgennya kurikulum dalam pendidikan, banyak diantara para tokoh
membuat konsep pemikiran tentang kurikulum diantaranya adalah Hasan
Langgulung sebagai seorang pemikir, Ia merasa bertanggung jawab terhadap
kemajuan pendidikan khususnya pendidikan islam. baginya kurikulum dapat
menentukan dalam keberhasilan suatu pendidikan. karena itu, baginya
kurikulum pendidikan sangat berbeda dengan pendidikan modern yang
sekuler, dimana sebagai penentu kurikulum itu adalah kekuatan social
yang berkuasa pada suatu ketika jamannya, seperti abad 19 dan 20 sebagai
penentu kurikulum adalah ilmu saince dan teknologi sedangkan pada abad
pertengahan adalah agama Kristen, sedangkan sebelumnya sebagai
penentunya seni. Berbeda halnya dengan pendidikan islam sebagai penentu
arah kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi adalah Al-qur’an dan hadist. Artinya kurikulum pendidikan islam
tetap menjadikan Al-Qur’an dan hadist sebagai trust penentu dalam
menyusun pendidikan islam. 24
Hasan langgulung menjelaskan lebih rinci bahwa kurikulum
pendidikan islam itu lebih dulu memahami fungsi agama bagi islam dalam
kehidupan masyarakat dan individu pada umunya dapat disimpulkan sebagai
berikut :
fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah dan iman
fungsi psikologis yang berkaitan yang berkaitan dengan tingkahlaku
individual termasuk nilai-nilai akhlak yang mengangkat manusia ke
derajat yang lebih sempurna.
fungsi social yang berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan
manusia dengan manusia lainnya atau masyrakat, karena masing-masing
menyadari hak-hak dan tanggungjawabnya untuk membentuk masyarakat yang
harmonis dan seimbang.
Ketiga fungsi agama diatas menurut Hasan Langgulung harus tergambar
dalam tujuan pendidikan islam khususnya disekolah menengah. 25
Lebih lanjut ia berbicara bahwa tujuan pokok pendidikan islam tersimpul
dalam kata fadhilah (sifat yang utama). Sedangkan jiwa pendidikan islam
adalah pendidikan akhlak, sebab tujuan pertama dan utama pendidikan
islam adalah menghaluskan akhlak dan mendidik jiwa. 26
Berdasarkan dari beberapa defenisi diatas penulis
berpendapat bahwa kurikulum merupakan tatanan materi yang disusun oleh
sekolah bagi anak didik guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan,
kurikulum tersebut diberikan kepada anak sesuai tingkat pendidikannya
disekolah, jadi kurikulum yang diberikan oleh sekolah apabila tidak
sesuai dengan jenjang umur dan tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan siswa maka kurikulum tersebut tidak dapat di distribusikan
sesuai dengan yang di butuhkan oleh siswa.
Hasan Langgulung menjelaskan berbicara kurikulum paling tidak mencakup 4 point, yaitu:
Tujuan yang berasal dari falsafah,
Pengetahuan yang berasal dari teori,
Cara mengajarkan pengetahuan diambil dari falsafah dan lain-lain,
Ditentukan melalui penilaian (evaluasi)
3. Peserta Didik
Peserta didik salah satu komponen dalam system pendidikan islam
berbeda dengan komponen-komponen lain, dalam system pendidikan peserta
didik adalah orang yang sedang berada dalam pase pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun pisikis, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan ciri seorang peserta didik yang perlu bimbingan
dari seorang pendidik. 27
Samsul Nijar mendeskripsikan 5 kriteria peserta didik yaitu:
peserta didik bukanlah miniature orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.
pesertadidik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
peserta didik adalah makhluk allah yang memiliki perbedaan individu baik
disebabkan oleh factor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
peserta dididk merupakan dua unsure utama jasmani dan rohani,unsure
jasmani memiliki daya pisik dan unsure rohani daya akal hati nurani dan
nafsu.
peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis. 28
Metode Pengajaran
Untuk mengetahui defenisi metode pengajaran, penulis mengutip
beberapa definisi yang diberikan oleh pakar pendidikan dan ahli bahasa
sebagai berikut:
Pengertian metode secara umum, menurut kamus bahasa
Indonesia berarti “ cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), cara kerja
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. 29
Menurut Abdurrahman Mas’ud metode diartikan sebagai cara
dalam proses belajar mengajar bagi seorang guru serta upaya perbaikan
komprehensif dari semua elemen pendidikan. 30 pengertian lain ialah
tekhnik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas baik secara individual
maupun secara kelompok/ klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap,
dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Hasan langgulung memberikan penjelasan tentang metode pengajaran
adalah jalan untuk mencapai tujuan. Jadi jalan itu bermacam-maccam,
begitu juga dengan metode. Tidak ada metode yang terbaik untuk segala
pelajaran. Mungkin ada yang baik untuk matapelajaran tertentu oleh guru
tertentu dan oleh guru tertentu tetapi belum tentu untuk metode dan guru
yang berbeda. 31 Hasan Langgulung secara luas menjelaskan bahwa
pelajaran agama islam sendiri bukan hanya satu segi. Ada segi kognitif,
seprti tentang fakta-fakta sejarah, syarat dan rukun sembahyang dan
ibadah lainnya. Ini adalah fakta yang tidak berubah. Metode yang
digunakan tentunya metode yang digunakan seperti dalam mengajarkan
fakta-fakta yang lain dalam ilmu yang lain.
Tetapi seperti diketahui aspek agama yang lebih penting adalah akhlak
yang termasuk dalam kawasan effektif dan terbukti dalam ranah (wilayah)
tingkah laku (behavioral). Tentunya metode yang digunakan tidak bisa
digunakan seperti metode pengajaran yang berhubungan dengan fakta atau
ranah kognitif.
Menumbuhkan cinta terhadap al-Qur’an (ranah efektif) boleh
dipakai dengan metode perlobaan (musabaqah) dan perlombaan pidato. Aspek
behavioral juga tidak dapat diajarkan dengan memamkai metode
penyampaian fakta, tetapi menyuruh murid dengan memainkan peran tertentu
(role playing) baik melalui pentas ataupun melalui persatuan di
sekolah, atau persatuan di bidang agama, dakwah, dimana masinh-masing
diberi peranan tertentu sesuai dengan tujuan untuk mencintai dan
mengamalkan al-Qur’an.
Mengenai penggunaan alat-alat belajar, tentu sangat berguna
kalau kita gunakan peta-peta dan gambar-gambar, seperti materi zakat dan
haji. 32 penulis menyimpulkan bahwa Hasan langgulung berpendapat bahwa
metode pengajaran itu sangat kondisional dan situasional. Artinya
seorang guru bisa memilih dan menggunakan metode yang ada sebagai
berikut :
Metode ceramah
Metode Tanya jawab
Metode diskusi
Metode pemberian tugas belajar/reesitasi
Metode demonstrasi dan eksperimen
Metode kelompok
Metode sosiodrama dan bermain peranan
Metode karya wisata
Metode drill ( latihan siap)
Metode system regu (team teaching) ditetapkan sesuai dengan kondisi waktu dan keadaan.
Hasan Langgulung pada kesempatan lain menjelaskan lebih mendalam bahwa pengajaran meliputi :
Manejerial, administrasi, kepegawaian, pendidikan guru (teacher education), buku-buku teks (teks book development).
Tekhnologi pendidikan (education technology), audio visual, teaching aid.
Metodologi mencakup seluruh aspek proses belajar mengajar bisa lebih
baik dengan kata lain, bagaimana (how), apa(what), dan siapa (who).
Artinya bagaimana metoda yang digunakan, apa materi pelajarannya, siapa
yang diajarkan dan siapa yang mengajar. 33 semua aspek ini menurut Hasan
Langgulung harus menjadi objek kajian metodologi pengajaran, jadi tidak
bisa dipisah satu dengan yang lain, karena kalau terpisah justru
mengakibatkan pemahaman yang tidak komprehensip.
5. Tenaga Pendidik
Kami berpendapat bahwa untuk memberikan defenisi operasional, tidak
dapat tidak kita harus kembali meneliti apa arti guru itu sendiri
sebagai profesi dan fungsinya dalam masyarakat. Sebab membincangkan
tentang latihan guru dalam konteks dunia sekarang tanpa melihat latar
belakangnya, asal mulanya, dan sejarah perkembangannya, adalah laksana
orang yang mau menangkap ular hanya dengan memegang ekornya saja.
Bukan saja ular tidak akan ditangkapnya tetapi ia juga akan membahayakan
dirinya sendiri, kalau ular itu akan berbalik mematuknya. Sekarang kita
sering mendengar pepatah senjata makan tuan, sepatutnya ia merupakan
alat kita untuk mencapai tujuan, tetapi sebab kita tidak tau asal usul
senjata yang kita gunakan itu, kita meminjamnya dari orang lain tanpa
mengetaui cara menggunakannya, akhirnya kita menjadi mangsanya. Begitu
juga keadaan dengan guru sebagai sutu senjata untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam uraian singkat diatas, nampak bagaimana konsep dan fungsi
guru dalam masyarakat itu selalu berubah-ubah. Dalam konteks pendidikan
islam, pendidik disebut dengan murabbih, muallim dan muaddib. Kata
murabbih berasal dari kata rabba, yurabbi
Kata muallim isim pail dari allama, yuallimu sebagaimana ditemukan dalam
al-Qur’an (Q.S 2: 31.). sedangkan kata muaddib berasal dari addaba,
yuaddibu seperti sabda rasullah: “ allah mendidikku, maka ia memberikan
kepadaku sebaik-baik pendidikan”. demikianlah pendapat Hasan Langgulung
tentang pendidik dalam dunia pendidikan secara etimologi.
Sedangkan secara terminalogi adalah pendidik adalah orang
yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik sehingga terangkat
derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh
manusia. 34
Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi pendidikan berasal dari bahasa inggris evaluation, yang
berarti tindakan atau proses untuk menentukan nilai seseuatu. Atau
proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
pendidikan. dalam bahasa arab evaluasi dikenal dengan khataman sebagi
cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan. 35
Hasan langgulung menjelaskan bahwa evaluasi berhubungan erat
dengan tujuan pendidikannislam itu sendiri. Penilaian berusaha
menentukan apakah tujuan pendidikan itu sudah tercapai. Ia mencontohkan
evaluasi pendidikan itu seprti evaluasi menyetir mobil yaitu muulai dari
starter, memnekan gas, rem, isyarat lampu dan lain-lain. Jadi semua
harus diperiksa apakah masih ada membuat kesalahan atau tidak.
Jadi evaluasi pendidikan menurut Hasan Langgulung tergantung
tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan, misalnya apakah pendidikan itu
untuk tujuan kerja berarti hanya yang mampu kerja saja yang lulus
ujian. Tetapi sebenarnya tujuan pendidikan islam itu harus lebih luas
dari itu menurun Langgulung yaitu : berbakti kepada allah, maka criteria
yang digunakan adalah kebijaksanaan (wisdom), budi mulia (virlue).
Hasan Langgulung menyoroti evaluasi yang ada
disekolah-disekolah yang ada pada saat ini tidak berjalan dengan baik,
tidak objektif artinya penilaian yang hanya menilai pencapaian
murit-murit dalam kelas sangat berat sebelah, sebab hanya
menilai…..Klick Lebih Lengkap dan Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar