Powered By Blogger

Selasa, 06 Maret 2012

 MAKALAH
AKAL, ILMU, DAN AMAL

Mata Kuliah                : Hadist Tarbawi 2
DosenPengampu         : M. Ghufron, M.S.i

Disusunoleh :
Nama   : Nurul Khabibah
Nim     : 2021110066
Kelas B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012

PENDAHULUAN
Allah SWT menganugrahkan kepada manusia suatu petunjuk yang lebih tinggi setelah indera yakni petunjuk akal. Akal dapat membetulkan kesalahan indera, akal juga dapat digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat rasional murni yang bukan jangkauan indera lainnya.
Namun akal membutuhkan dalil Syar’i sebagai penerang jalan. Di dalam makalah ini saya akan menjelaskan lebih lanjut tentang akal, ilmu dan amal yang tidak bias terpisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.















PEMBAHASAN

A.    Materi Hadist
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ بَأَيِّ شَيْئٍ يَتَفَاضَلَ النَّاسُ فِى الدُّنْيَا ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ. قُلْتُ فَفِى اْلاَخِرَةِ ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ. فَقَالَتْ عَائِشَةَ: اِنَّمَا يُجْزَوْنَ بِأَعْمَالِهِمْ؟ قَالَ وَهَلْ عَمِلُوْا اِلاَّ بِقَدْرِمَا اَعْطَاهُمُ اللهُ مِنَ اْلعَقْلِ فَبِقَدْرِمَا أَعْطُوْامِنَ اْلعَقْلِ كَانْتِ أَعْمَا لُهُمْ وَبِقَدْرِ مَا عَمِلُوْا يُجْزَوْنَ
(رواه الحارث فى المسند, 2\805)

B.     Terjemah Hadist
Dari Aisyah berkata : ( saya bertanya ya Rosulullah : Wahai Rasulullah dengan apa manusia itu diberi kemuliaan didunia ?
Rosul menjawab : dengan akal, aku bertanya lagi : kemudian jika diakhirat ? beliau menjawab : dengan akal, kemudian Aisyah bertanya lagi : bukankah manusia diberi balasan dengan amalnya ?
Rasul bersabda : Allah akan membalas perbuatan mereka sesuai dengan perbuatannya dari ilmu, maka Allah akan membalas perbuatan mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. )

C.    Mufrodat
Amalmu
=
عَمِلوْا


Dari kadar
=
فبِقدَرِ
kemuliaan
=
يَتفَاضَلَ


Jugalah amal-amalnya
=
مَا اُعْطُوْا
Dengan sesuatu
=
بِقدَرِ


Ada
=
كَانَتْ
Dari akal
=
مِنَ العقلِ


Balasan
=
يُجْزَوْنَ

D.    Biografi Perowi
Aisyah ash-Shiddiqiyah adalah Aisyah binti AbiBakr ash-Shiddiqi bunda beliau bernama Ummu Ruman binti Amribn Umaimir al-Kinaniyah. Aisyah dilahirkan sesudah Nabi saw, diangkat menjadi Rosul.
Menurut riwayat yang masyhur, Nabi saw menikahi beliau di Makkah di waktu beliau berusia 6 tahun, sesudah sebulan Nabi saw menikahi Saudah , yaitu 3 tahun sebelum hijrah. Pada bulan syawal sesudah 8 bulan Nabi saw berhijrah ke Madinah ketika itu Aisyah berusia 9 tahun, baru Nabi saw berumah tangga dengan beliau. Ketika Nabi saw wafat, beliau baru berusia 13 tahun.
Beliau meriwayatkan 2.210 hadist, Al-Bukhary dan Muslim menyepakati sejumlah 174 hadist. Al-Bukhary sendiri meriwayatkan 64 hadist dan Muslim sendiri meriwayatkan 63 hadist.
Beliau menerima hadist dari Nabi saw dan dari para sahabat. Diantaranya ialah ayahanda beliau sendiri, Umar Hamzah ibn Aslamy, Sa’ad ibn Abi Waqqash, Fathimah az-Zahrah. Hadist-hadistnya diriwayatkan oleh banyak sahabat dan tabi’in. diantara para tabi’in ialah Said ibn al-Musayyab Abdullah ibnRabi’ah, Urwah, Asy-Sya’by, Atha’, Mujahid, Mu’adzah al-Adawiyah, Nafi’ Maulanaibn Umar.
Asy-Sya’by berkata. “Apabila Masruq meriwayatkan hadist dari Aisyah beliau berkata, kepadaku diceritakan oleh Shiddiqiyah binti As-Shiddiq, habibah habibilah. ”Banyak para sahabat dan tabi’in menerima berbagai macam hokum dari beliau. Pernah orang mengatakan bahwa seperempat hokum syariat diperoleh dari beliau.
Hisyam ibn Urwah mengatakan.”Aku tidak melihat seorang yang mengetahui tentang fiqh, obat-obatan dan syair arab selain Aisyah.” Atha’ berkata “Aisyah adalah sepandai-pandai ulama.”
Menurut Az-Zuhry, jika dibandingkan ilmu yang dimiliki oleh Aisyah dengan seluruh ilmu yang dipunyai oleh para permaisuri Rasul yang lain dan ilmu para sahabat, maka ilmu yang dimiliki oleh Aisyah masih lebih unggul. Ulama sahabat bertanya kepada Aisyah tentang persoalan faraidh.
Aisyah adalah orang yang keempat di antara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau wafat pada bulan Ramadhan sesudah melakukan shalat witir pada tahun 57 atau 58 H = 688 M.
E.     Keterangan Hadist
Dari terjemah hadist tersebut diperoleh keterangan bahwa Rasulullah SAW bersabda manusia yang mulia di dunia dan diakhirat adalah dengan akalnya. Dengan akal tersebut seseorang bias mencari ilmu. Karena dengan ilmu seseorang bias menjawab ketidaktahuannya mengenai berbagai hal dalam hidupnya. Sehingga dengan ilmu tersebut seseorang bias beramal, karena tujuan mencari ilmu adalah untuk beramal. Dengan adanya akal akan menyempurnakan ilmu dan amal, akan tetapi akal tidak bisa berdiri sendiri. Jadi antara akal, ilmu, dan amal berkaitan erat, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dan Allah akan membalas perbuatan manusia sesuai dengan apa yang merekakerjakan.
F.     Aspek Tarbawi
Allah ta’ala menganugrahkan kepada manusia suatu petunjuk yang lebih tinggi yaitu petunjuk akal. Akal dapat membetulkan kesalahan indera. Akal juga dapat digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat rasional murni, yang bukan jangkauan indera lainnya.
Akal sangat membutuhkan dalil syar’I sebagai penerang jalan, ibarat mata. Mata memang berpotensi melihat benda, namun tanpa cahaya mata tidak dapat melihat apa-apa, barulah dengan cahaya tersebut matadapat berfungsi.
Syaikhul Islam IbnuTaimiyah mengatakan : “Bahkan akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu dan untuk beramal dengan baik dan sempurna. Akalpun menyempurnakan ilmu dan amal. Akan tetapi akal tidak bisa berdiri sendiri. Akal bisa berfungsi jika dia memiliki insting dan kekuatan, sebagaimana penglihatan mata berfungsi jika ada cahaya. Apabila mendapati cahaya iman dan Al-Quran barulah akal seperti mata yang mendapatkan cahaya mentari. Jika bersendiri antanpa cahaya tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu”.
Dengan di anugrahkan nyaakal oleh Allah SWT manusia mempergunakan akal tersebut untuk mencari ilmu. Ilmu yang dimana disepanjang kehidupan manusia memerlukannya. Ilmu merupakan bagian dari usaha manusia untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, dan dalam perkembangannya ilmu menjadi alat manusia untuk mewujudkan keinginannya, bahkan mengabdi pada kepentingannya.
Tujuan ilmu pada hakikatnya tidak dilepaskan dengan realitas dan tantangan yang dihadapi manusia itu sendiri.
Sehingga dengan ilmu tersebut memerluka amal, dan manusia senantiasa membiasakan beramal shaleh dalam kehidupannya.
Intinya akal bias berjalan jika ditunjuki oleh dalil syar’I yaitu dalil Al-quran dan As-Sunnah.Tanpa cahaya ini akal tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.










PENUTUP

Nabi SAW bersabda bahwa seseorang mulia di dunia dan akhirat adalah dengan akalnya. Akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu untuk beramal dengan baik dan sempurna. Akal digunakan untuk mencari ilmu, dan dengan adanya ilmu tersebut maka seseorang bisa beramal. Ilmu tidak bisa bisa berdiri sendiri tanpa amal, begitu pula sebaliknya, antara ilmu, akal, dan amal saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.















DAFTAR PUSTAKA

Dr. Al-Qardhawy Yusuf, As-Sunnah sebagai sumber IPTEK dan peradaban : (Kairo : DaarAsy-Syuruq, 1997)
Dr.Khanafi, Al-JauhariImam :M.Ag, Filsafat islam pendekatan tematik :     (STAIN PRES PEKALONGAN, 2010)
Muslim_or.id /aqidah/ kedudukan-akal-tempatnya-2-html
Teuku, Muhammad As-Shidieqy, sejarah dan pengantar ilmu hadist :     (Semarang : Pustaka rizqi putra, 2009)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar