MAKALAH
RUMAH SEBAGAI MADRASAH
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun oleh:
Nama : Eka Noviyanti
Nim : 2021110058
Kelas : B
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Masjid
bukanlah satu-satunya tempat diselenggarakan pendidikan Islam.
Rumah-rumah ulama juga berperan penting dalam mentransmisikan ilmu agama
dan ilmu pengetahuan umum. Sebagai tempat transmisi keilmuan, rumah
muncul lebih awal daripada masjid. Sebelum masjid dibangun, ketika Nabi
Muhammad SAW. di Mekkah menggunakan rumah al-Arqam sebagai tempat
memberikan pelajaran bagi kaum muslimin. Rumah al-Arqam ini merupakan
madrasah pertama sepanjang sejarah Islam, rumah ini merupakan tempat
mentrasfer ilmu pengetahuan diajarkannya amal saleh oleh sang guru
pertama, yaitu Nabi Muhammad SAW. beliau sendiri yang mengajar dan
mengawasi proses pendidikan di rumah tersebut.
Walaupun
sebenarnya rumah bukan merupakan tempat yang baik untuk memberikan
pelajaran, namun sejak zaman kejayaan Islam perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan islam, banyak rumah-rumah ulama dan para ahli
ilmu pengetahuan menjadi temapt belajar dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Hal ini disebabkan karena ulama dan para ahli tidak mungkin
memberikan pelajaran di masjid, sedangkan pelajar banyak yang berminat
untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
HADIST NO. 12
RUMAH SEBAGAI MADRASAH
A. MATERI HADIST
عثما
ن بن الاًرقم انه كان يقول : انا ابن سبع الاسلا م ، اسلم ابي سابع سبعة
وكانت داره على الصفا وهي الدار التي كان النبي صلى الله عليه وسلم يكون
فيها في الاسلا م دعا النا س الى الاسلا م فاسلم فيها قوم كثير (رواه الحاكم فى المستد رك ، باب ذ كر الارقم بن ابي الارقم المخزومي رضي الله عنه )
B. TERJEMAH
Usman
bin al-Arqam berkata : Saya anak ke tujuh dari agama Islam. Selamat
bagi bapaknya dari orang ke tujuh dari tujuh orang yang masuk Islam.
Rumah bapak saya ada di Shafa. Rumah itulah sebagai tempat dimana Nabi
Muhammad SAW pernah singgah, didalamnya Nabi mengajak manusia masuk
Islam, lalu banyak orang yang masuk Islam di rumah itu.(HR. Al-Hakim).
C. MUFRODAT
Teks
| |
Saya
Anak
Tujuh dari agama Islam
Selamat
Bapaknya
Orang ke tujuh dari tujuh orang yang masuk Islam
Rumah
Singgah
Mengajak
Manusia
Banyak
|
انا
ابن
سبع الاسلا م
اسلم
ابي
سابع سبعة
دا ر
يكون
دعا
النا س
كثير
|
D. BIOGRAFI ROWI ( Usman bin al-Arqam )
Nama lengkapnya adalah
Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam, termasuk dahabat nabi yang
pertama-tama masuk Islam. Beliau adalah seorang pengusaha yang cukup
berpengaruh, berasal dari suku Makhzum dari kota Mekkah. Dalam sejarah
Islam, beliau orang ke tujuh dari “Assabiqunal awalun” (orang yang
pertama kali masuk Islam).
Pada
awal penyebaran Islam, Rasulullah SAW masih menyebarkan agama secara
sembunyi-sembunyi. Nabi mulai merasa perlu mencari sebuah tempat bagi
pemeluk Islam agar dapat berkumpul bersama. Di tempat itu akan diajarkan
kepada mereka tentang prinsip-prinsip Islam, membacakan ayat-ayat Al-qur’an, menerangkan makna dan kandungannya, menjelaskan hukum-hukumnya
dan mengajak mereka untuk melaksanakan dan mempraktikkannya. Pada
akhirnya Nabi Muhammad SAW memilih sebuah rumah di bukit Shafa milik
Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam. Semua kegiatan itu dilakukan secara
rahasia tanpa sepengetahuan siapapun dari kalangan orang-orang kafir
quraisy.
Rumah
milik Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam ini merupakan Madrasah
pertama sepanjang sejarah Islam, tempat ilmu pengetahuan dan amal saleh
diajarkan secara terpadu oleh sang guru pertama, yaitu Nabi Muhammad
SAW. Beliau sendiri yang mengajar dan mengawasi proses pendidikan
disana. Akhirnya rumah al-Arqam yang sebelumnya disebut Dar al-Arqam
(rumah al-Arqam), setelah dia memeluk Islam disebut dengan Dar al-Islam
(rumah Islam).[1]
E. KETERANGAN HADIST
Orang ke tujuh dari orang yang masuk Islam : سا بع سبعة
Maksudnya bahwa al-Arqam merupakan salah satu dari assabiqunal awalun (sahabat Nabi yang perttama-tama masuk Islam).
Rumah : دا ر
Maksud
rumah disinui adalah rumah Abu Abdillah al-Arqam bin Ali al-Arqam yang
berada di bukit Shafa, rumah tersebut merupakan tempat ilmu pengetahuan
agama dan amal saleh diajarkan secara terpadu oleh Nabi Muhammad SAW.
Dan rumah tersebut merupakan Madrasah pertama sepanjang sejarah Islam
yang sebelumnya disebut Dar al-Arqam (rumah al-Arqam), setelah al-Arqam memeluk Islam disebut dengan Dar al-Islam (rumah Islam).
Mengajak : دعا
Maksudnya
bahwa rasulullah SAW mengajak para sahabat dan orang-orang yang hadir
dalam majelis di rumah al-Arqam untuk masuk Islam, kemudian mengajarkan
pendidikan agama dan menyuruh mereka untuk mengamalkannya dengan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.
F. ASPEK TARBAWI
Lembaga
pendidikan merupakan salah satu sistem yang memungkinkan berlangsungnya
pendidikan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Adanya kelembagaan dalam masyarakat, dalam proses
pembudayaan umat, merupakan tugas dan tanggung jawab yang kultural dan
edukatif terhadap peserta didik dan masyarakat. Lembaga pendidikan Islam
merupakan hasil pemikiran yang dicetuskan oleh kebutuhan-kebutuhan
masyarakat yang dikembangkan oleh jiwa Islam berdasarkan al-qur’an dan
al-hadist.[2]
Islam
telah mengenal lembaga pendidikan sejak detik-detik awal turunnya wahyu
kepada Nabi Muhammad SAW. Rumah Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
merupakan madrasah pertama sepanjang sejarah Islam. Rumah tersebut
diberi nama Dar al-Arqam bersal dari Bani Makhzum, setelah dia memeluk
Islam disebut dengan Dar al-Islam (rumah Islam). Pengajar dalam
pendidikan di Dar al-Arqam adalah Nabi Muhammad SAW, beliau sendiri yang
mengajar dan mengawasi proses pendidikan disana. Kita harus mengambil
uswah, model atau contoh dari Nabi, karena menjadi ukuran kebenaran,
kebaikan dan kebahagiaan yang merupakan sumber utama pengambilan Tauhid,
ibadah, aqidah dan ajaran Islam lainnya. Metode yang digunakan dengan
menggabungkan para pelajar dalam satu kelompok atau keluarga, sehingga
mereka mudah dalam mempelajari, memahami, mengenali perintah dan
larang-Nya, serta berusaha untuk mengamalkannya.
Meski
rumah bukanlah tempat yang ideal untuk memberikan pelajaran, banyak
rumah ulama yang dipakai sebagai tempat belajar. Mungkin saja pelajaran
di rumah dapat mengganggu penghuni rumah tersebut, namun ulama-ulama
tidak keberatan rumahnya dipakai untuk tempat belajar. Hal ini
disebabkan semangat menyebarkan pengetahuan dan karena belajar mengajar
mempunyai nilai ibadah. Kemungkinan lain diadakannya pengajaran dan
perdebatan ilmiah dirumah-rumah, karena terpaksa atau darurat.
Ulama-ulama yang tidak diberi kesempatan di lembaga-lembaga pendidikan
formal, akan mengjar di rumah mereka, karena sifat menyerbarkan ilmu
yang telah melekat dalam jiwa mereka, mereka tetap mengajarkan ilmu
walau harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Setelah terjadi
peristiwa mihnah, dimana ilmu-ilmu nasional dimusuhi dan lembaga-lembaga
pendidikan yang mengajarkan pengetahuan umum dan filsafat ditutup,
ulama-ulama dan pelajar yang ingin mempelajari ilmu-ilmu rasional harus
dengan sembunyi-sembunyi yang dilaksanakan dirumah-rumah.[3]
Misalnya
di rumah Al-Ghozali, setelah tidak mengajar lagi di Madrasah Nidamiyah
dan menjalani kehidupan sufi. Para pelajar terpaksa datang kerumah-rumah
karena kehausan akan ilmu pengetahuan karena pendapatnya sangat menarik
perhatian mereka. Sama halnya dengan al-Ghozali adalah Ali Ibnu
Muhammad Al-Farihi, yang dituduh sebagai seorang syi’ah kemudian dipecat
dari mengajar di Madrasah Nidamiyah, lalu mengajar dirumahnya sendiri,
selain itu juga ada rumah Ibnu Sina, Ya’qub Ibnu Killis, Wazir khalifah
Al-Aziz Billah Al-Farimy, Muhammad Ibnu Tahir Bahrom, Abu Sulayman dan
lainnya. Karena dikenal sebagai guru dan ulama yang kenamaan maka
kelompok-kelompok pelajar tetap mengunjungi dirumahnya untuk meneruskan
pelajaran.[4]
PENUTUP
Lembaga
pendidika pertama dalam Islam adalah keluarga atau rumah. Rumah yang
dijadikan basis dan markas pendidikan Islam Pertama adalah rumah Abu
Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam (Dar al-Arqam). Rumah sebagai lembaga
sosial pendidikan dalam Islam diisyaratkan dalam al-qur’an surat
Asy-Syu’araa’ ayat 214 yang artinya “Ajarilah keluargamu yang terdekat”.
Kurang lebih 13 tahun Nabi Muhammad SAW menjadikan keluarga sebagai
lembaga pendidikan dalam Islam guna mengadakan dan menyalurkan perubahan
dalam masyarakat.
Secara
formal dirumah al-Arqam inilah Nabi mengajarkan pokok-pokok ajaran
Islam kepada para sahabat dan dirumah itu pula Nabi menerima tamu yang
ingin bertanya kepada nabi tentang ajaran Islam dan orang-orang yang
ingin masuk Islam. Dirumah ini pula terbentuknya jama’ah Islam yang
pertama di periode Mekkah, maka rumah ini merupakan Madrasah pertama
sepanjang sejarah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Hanun Asrahah. 1991. Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: PT LOGOS Wacana Ilmu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: KALAM MULIA.
Zuhairimi,dkk. 2004. Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar