MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
( Ilmu Tentang Pencipta )
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu : M.Ghufron Dimyati, M.S.I
Kelas/ Smstr : B/ IV
Disusun Oleh :
Nadia Ulfa : 2021110073
JURUSAN TARBIYAH ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Dzikir
itu boleh dilakukan dengan hati dan boleh pula dengan ucapan lisan.
Dzikir yang lebih utama adalah dilaksanakan dengan ucapan lisan dan
hati. Jika hendak dilaksanakan dengan salah satunya saja, maka dzikir
didalam hati lebih afdhal.
Dzikir
itu tiada terbatas hanya pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan
seumpamanya itu saja, tetapi setiap orang yang beramal karena Allah
adalah orang yang berdzikir kepada-Nya. Yang dimaksud dzikir disini
yaitu kehadiran hati. Maka seyogyanya inilah yang menjadi tujuan orang
yang berdzikir. Orang yang berdzikir hendaknya ia berusaha untuk
menghasilkan dzikir lisan dan dzikir hati dengan memahami apa yang ia
ucapkan, sebagaimana ketika membaca Al-Qur’an.
Setiap
waktu tertentu itu ada berbagai macam dzikir dan doa. Dzikir dan doanya
itu berbeda-beda misalnya saja Hadits yang akan saya bahas ini tetang
doa atau dzikir tentang memasuki
waku sore dan memasuki waktu pagi begitu pula kerajaan Allah memasuki
sore dan pagi begitu pula seterusnya Rasulullah SAW berdoa .
Setiap
sebab pasti ada akibat, adanya api pasti ada asap. Begitu juga adanya
alam semesta ini akibat adanya sang pencipta yaitu Allah SWT. Yang telah
menciptakan semua makhluk.
Didalam makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang klasifikasi ilmu pengetahuan ( ilmu tentang pencipta ).
BAB II
PEMBAHASAN
KLASIFIKASI ILMU PEGETAHUAN
A. HADITS
Ilmu Tentang Pencipta
Kami meriwayatkan dalam shohih Muslim dari Abdullah Bin Mas’ud dia berkata di waktu sore Nabi mengucapkan:
عن عبد الله بن مسعود قال
: " كان نبي الله صلى الله عليه وسلم اذا امسى قال امسينا اوامسى الملك
لله والحمد لله لااله الا الله وحده لا شريك له –قال اراه قال فيهن --- له
المك وله الحمد وهو على كل شيء قدير رب اسالك خير ما في هذه الليلة وخير ما
بعدها واعوذبك من شرمافي هذه اللية وشرما بعدها رب اعوذبك من الكسل وسوء
الكبر رب اعوذبك من عذاب في النار وعذاب في القبر واذا اصبح قال ذلك
ايضااصبحناواصبح المك لله"
(رواه مسلم في الصحيح, كتا ب الذ كر والدعاء والتوبة والاستغفا ر, باب التعوذ من شر ما عمل ومن شر ما لم يعمل)[1]
B. MUFRODAT
اند نسي
|
عربي
|
Sore
|
امسى
|
Kerajaan Allah
|
الملك الله
|
Satu-satunya
|
وحده
|
Tiada sekutu bagi-Nya
|
لاشريك له
|
Aku memohon
|
اسا لك
|
Kebaikan
|
خير
|
Kejahatan
|
شر
|
Kemalasan
|
كسل
|
Keburukan dimasa tua
|
وسوء اكبر
|
Siksa
|
عذاب
|
C. TERJEMAH
“
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata: Diwaktu sore Nabi SAW,mengucapkan:
kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah juga memasuki
waktu sore, segala puji bagi Allah SWT, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagi-Nya, ( Rawi berkata,menurutku dia mengucapkan padanya).
Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dialah Yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan dimalam ini dan
kebaikan sesudahnya, aku berlindung kepad-Mu dari kejahatan malam ini
dan kejahatan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari
kemalasan dan keburukan hari tua (pikun). Ya Rabbi, aku berlindung
kepada-Mu dari siksa api neraka dan siksa dalam kubur. Bila masuk waktu
pagi Nabi membaca itu juga, kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan
Allah juga memasuki pagi hari.[2]
D. ARTI KATA
Dari abdullah bin mas’ud berkata
|
عن عبد الله بن مسعود قال
|
Diwaktu sore Nabi SAW,mengucapkan:
|
كان نبي الله صلى الله عليه وسلم اذا امسى قال
|
kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan milik Allah juga memasuki waktu sore
|
امسينا اوامسى الملك لله
|
segala puji bagi Allah SWT, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa
|
والحمد لله لااله الا الله
|
Dan tiada sekutu bagi-Nya
|
وحده لا شريك له
|
Rawi berkata, menurutku dia mengucapkan padanya
|
قال اراه قال فيهن
|
Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
|
له المك وله الحمد وهو على كل شيء قدير
|
Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu akan kebaikan malam ini dan kebaikan sesudahnya
|
رب اسالك خير ما في هذه الليلة وخير ما بعدها
|
dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya
|
واعوذبك من شرمافي هذه اللية وشرما بعدها
|
Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan keburukan di usia tua(kepikunan)
|
رب اعوذبك من الكسل وسوء الكبر
|
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan siksa dalam kubur
|
رب اعوذبك من عذاب في النار وعذاب في القبر
|
Bila masuk waktu pagi Nabi membaca itu juga
|
واذا اصبح قال ذلك ايضا
|
kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan Allah juga memasuki pagi hari.
|
اصبحناواصبح المك لله
|
diriwayatkan oleh imam Muslim dalam shahihnya
|
رواه مسلم في الصحيح
|
E. BIOGRAFI PEROWI
Abdullah bin Mas’ud
bin Ghafil bin Habib Al-Hudzali. Ibunya adalah Ummu Abd Hudzailiyah.
Ibnu Mas’ud termasuk orang yang pertama masuk Islam. Diriwayatkan bahwa
dia orang keenam dari enam orang yang masuk Islam. Dia orang yang
pertama kali terang-terangan membaca Al-Qur’an di Makkah. Dia hijrah ke
Habasyah kemudian ke Madinah. Ikut serta perang badar bersama
Rasulullah, Baiat Ar-Ridhwan dan semua peperangan. Bahkan ikut serta
dalam perang Yarmuk setelah Rasulullah wafat. Rasulullah sangat
mencintai dan memuliakannya. Dia adalah pelayan Rasulullah yang amanah,
penjaga rahasianya, teman ketika mukim dan bepergian. Dia masuk setiap
saat dan berjalan bersamanya. Dia membawakan siwak, sandal dan air untuk
bersuci Nabi SAW.
Dia
termasuk ulama’ besar dari kalangan sahabat dan penghafal Al-Qur’an.
Rasulullah menyifatinya dalam sabdanya, “Sesungguhnya kamu adalah orang
anak yang berilmu”. Umar bin Al-Khathab pernah memperhatikannnya pada
suatu hari lalu berkata, “Bejana yang dipenuhi oleh ilmu”. Meriwayatkan
dari Nabi sebayak 84 hadits setelah Nabi wafat, dia menjadi penanggung
jawab baitul mal di kuffah, kemudian datang ke madinah pada masa
kekholifahan Utsman, dan meninggal disana tahun 30H, ketika berusia
sekitah 60 tahun. Semoga Allah meridhoi dan mencurahkan rahmat
kepadanya.[3]
F. KETERANGAN HADITS
Hadits
diatas diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, bahwa apabila waktu senja
atau sore telah tiba Rasulullah SAW biasa berdo’a atau berdzikir,
kalimat dzikir yang disebut dalam hadits diatas sunnah dibaca pada
setiap pagi dan petang diwakru kapan pun, tetapi yang lebih afdhal ialah
hendaknya dibaca sesudah sholat subuh dan sesudah sholat maghrib karena
sesungguhnya do’a yang diucapkan sesudah sholat fardu lebih dekat untuk
diperkenankan dan lebih diharapkan utuk dikabulkan atau diijabahi oleh
Allah SWT.
Tanzih
dan Taqdis atau memahasucikan Allah merupakan hal yang wajib bagi hamba
Allah disetiap pagi dan petang serta disetiap siang dan malam hari
karena waktu-waktu tersenbut merupakan keadaan dan perubahan alam yang
membawa berbagai macam nikmat yang baru buat hamba-hamba Allah. Amal
ibadah yang paling utama untuk dijadikan sebagai sarana mendekatkan diri
kepada Allah oleh hamba-Nya ialah shalat lima waktu tepat pada waktunya
masing-masing.
sabda Rasulullah SAW اللهم انى اعوذ بك من الكسل وسوءالكبر ) ), Al-Qadhi berkata: kami meriwayatkan kata الكبر dengan dua wajah yaitu :
· الكبر ( Huruf Ba’ dibaca sukun ), artinya: merasa lebih agung dari manusia lain(sombong).
· الكبر
( Huruf Ba’dibaca fathah ), artinya: tua renta, kacau pikiran karena
tua, dan kembali kepada seburuk-buruknya umur(pikun), sebagaimana yang
terdapat dalam hadits lainnya. Dan menurut Al-Qadhi wajah kedua ini yang
lebih dzohir dan lebih masyhur dari pada wajah yang pertama. Beliau
berkata: yang menyebutnya dari fathah adalah imam Al-Harawi dan yang
menyebutnya dengan dua wajah adalah imam Al-khattabi, tapi beliau
membenarkan yang dengan fathah, ini juga dibantu diuatkan oleh riwayat
an-Nasa’i yang berbunyi: وسوء العمر
سوء الكبر (
Suu-il kibari ), artinya keburukan diusia tua (kepikunan), disini yang
dimaksud usia tua ialah usia yang sangat tua, pada usia tersebut
seseorang kembali kepada masa kekanak-kanakan. Karena itu, ia memerlukan
seseorang yang merawat dan mengasuhnya dalam segala hal[4].
Telah
diterangkan dalam kitab sholat dan lainnyaketerangan tentang ta’awwudz
(permintaan perlindungan) nya Rasulullah SAW dari fitnah kubur, adzab
kubur, fitnah dajjal, dan penyucian kesalahan-kesalahan dengan air dan
salju. Adapun ta’awwudznya Rasulullah dari fitnah kekeyaan dan fitnah
kefakiran adalah karena keduanya merupakan dua keadaan yang
dikhawatirkan terdapat fitnah didalamnya.
Ø Fitnah
yang dikhawatirkan dari kefakiran seperti: marah (terhadap takdir),
sedikitnya kesabaran, dan jatuh kepada perkara-perkara yang haram atau
syubhat karena kebutuhan.
Ø Sedang
fitnah yang di khawatirkan dari kekayaan seperti sombong, bersuka ria
melewati batas, pelit dengan hak-haknya harta benda(seperti zakat dll),
atau menggunakannya secara berklebihan, menggunakannya dalam kebatilan,
atau untuk berbangga-bangga.
Sedang makna الكسل
(malas) adalah: tidak adanya kebangkitan jiwa untuk kebangkitan jiwa
untuk kebaikan dan sedikitnya semangat atau keinginan padahal ada
kemungkinan untuk itu.
Makna العجز
(lemah) adalah: tidak adanya kuasa atau kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu, atau juga diartikan meningglkan sesuatu yang wajib dikerjakan
dan menunda-nundanya. Disunnahkan meminta perlindungan kepada Allah dari
hal-hal tersebut.
Imam
Al-Khattabi berpendapat: kefakiran yang mana Rasulullah meminta
perlindungan dari-Nya adalah kefakiran jiwa, bukan kefakiran karena
ssedikitnya harta.
Imam
Al-Qadhi berpendapat : bisa jadi Rasulullah memeng meminta perlindungan
dari kefakiran harta. Maksudnya adalah meminta perlindugan dari
fitnah(cobaan) tidak adanya kemungkinan mempunyai harta dan dari
kerelaan atas kefakiran tersebut. Karena itulah Rasulullah menggunakan
kalima " فتنة القبر " bukan menggunakan kalimat " الفقر " dan banyak hadits-hadits shahih yang menerangkan tentang keutamaan dari sebuah kefakiran.
Adapun
Rasulullah meminta perlindungan dari tua renta maksudnya aadalah beliau
meminta perlindungan dari kembali kepada seburuk-buruknya umur(pikun).[5]
G. ASPEK TARBAWI
Hadits
ini menceritakan tentang do’a Nabi Muhammad SAW atas kuasa Allah
tentang ciptaannya. Akan tetapi para ilmuan mengingkari tentang adanya
pencipta, dia beranggapan bahwa semua yang ada dibumi ini semata-mata
hanya suatu kebetulan saja seperti halnya teori big bang yang mengatakan
alam ini tercipta berawal dari sebuah dentuman yang keras. Ini
bertentangan dengan firman Allah SWT yang menyatakan segala sesuatu itu
ada penciptaannya, Nabi mengajarkan kepada kita untuk selalu berdo’a
pagi dan sore hari dan selalu mengingat-ingat akan kuasa Allah supaya
kita terhindar dari sifat malas dan jelek sifat sombong dan
mengunggulkan diri sendiri.[6] Kita harus bersyukur kepada
sang pencipta yaitu Allah SWT yang mana telah melindungi kita semua.
Dan bersyukur atas ciptaan-ciptaannya yang mana telah menciptakan pagi
dan malam hari dengan beredarnya matahari seperti yang diterangkan pada
teori Geosetris dan Heliosentris dan begitu rapihnya Allah mengatur
semua itu sampai pada waktu beredar pun tidak ada yang bertabrakan maha suci Allah
SIMPULAN
Dari
analisis hadits diatas dapat kita tangkap bahwasanya Allah lah pencipta
alam semesta, pencipta siang yang terang benderang dan malam yang yang
gelap gulita seperti yang telah diterangkan didalam teori rotasi bumi
yang baru ditemukan berabad-abad setelah turunya hadits ini dan
Al-Qur’an. Betapa hebat keajaiban Al-Qur’an dan al-Hadits yang
menjelaskan tentang teori penciptaan, baik penciptaan bumi, alam
semesta, manusia hewan, dan sebagainya. Sehingga mampu membuat
ilmuan-ilmuan diabad 18-an kagum akan kebenarannya.
Diantara
teori-teori penciptaan, teori penciptaan manusia merupakan salah satu
teori yang menarik untuk kita bahas. Yang dapat kita tangkap dari hadits
diatas bahwasanya Allah lah satu-satunya pencipta alam semesta,
penguasa ruang dan waktu dan pelindung bagi semua makhluk.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafizh Al-Din, Zaki dan Abd Al-‘Azhim Al-Mundziri. 2002. Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: Mizan.
Dieb, Musthafa dan Mahyiddin Mistu, Al-Bugha Syailq. 2002. Al-Wafi Syarah Hadits Al-Bain Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-kautsar.
Mansyur, Syekh Ali Nashif. 1996. Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW. Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo.
Muhyidin, Syekh Abi Zakaria dan An-Nawawi Yahya Ibnu Syorof. 1984. Al-Adzkar jilid 5 cet.1. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Nawawi, Imam. 445H. Syarah Shahih Muslim. Jilid 8 dan 9.
Nawawi, Imam. 2007. Ensiklopedi Dzikir dan Do’a. Jakarta: Pustaka Sahifa.
Qardhawi, Yusuf. 1998. As-Sunnah Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Pustaka Kautsar.
[1] Imam Nawawi. Sharih Shahih Muslim. (455H). Jilid.8 hlm.217
[2] Al-hafizh Zaki Al-Din Labd Al-Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Shohih Muslim (B andung: Mizan Sya’ban 1432H/ oktober 2002 cet.1) hlm. 205
[3] Dr.Musthafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Al-Wafi Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi (Jakarta: Pustaka Al-Kutsar, 2002) hlm.471-472
[4] Syekh Mansur Ali Nashif, الثاج الجمع للاصول فى احا ديث الر سول atau MAHKOTA POKOK-POKOK HADITS RASULULLAH SAW JILID 5.(Bandung: Sinar baru Aigensindo: 1996) hlm.316 & 323.
[5] Imam Nawawi, Syarah Shahih Muslim. jilid 9
[6]Yusuf Al-Qardhawy, As-Sunnah Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. (Jakarta : Pustaka Kautsar, 1998), hlm.311
Tidak ada komentar:
Posting Komentar