Powered By Blogger

Selasa, 06 Maret 2012

MAKALAH
MEMANFAATKAN MEDIA PUBLIK UNTUK MENYEBARKAN ILMU KE KALANGAN EKSTERNAL

Disusun guna memenuhi tugas: 
Mata Kuliah :  Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : M.  Ghufron Dimyati


Copy of STAIN2.tif



Disusun Oleh :
Nisfi Romzanah
2021110061

Kelas B



JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012


PENDAHULUAN


Seiring dengan perkembangan zaman, di masa sekarang ini media publik sangat membantu dalam penyampaian ilmu atau informasi ke seluruh kalangan masyarakat secara luas. Media publik merupakan sarana yang efisien dan efektif serta mudah diterima oleh semua kalangan secara luas, sehingga dalam pokok bahasan ini saya akan membahas tentang memanfaatkan media publik untuk menyebarkan ilmu ke kalangan eksternal.



PEMBAHASAN
MEMANFAATKAN MEDIA PUBLIK UNTUK MENYEBARKAN ILMU
KE KALANGAN EKSTERNAL

A.    HADITS
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُمَا قَالَ (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَ تَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ رَسُوْلُ الله ِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ بَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا مَنْ هَذَا فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا ثُمَّ قَامَ فَنَزَ لَتْ تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ, وَقَدْ تَبَّ)
(رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)

B.     TARJAMAH
Dari Abu Abbad r.a. berkata: “Ketika turun firman-Nya, dan berilah peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat dan golonganmu diantara mereka yang ikhlas. Rasulullah Saw keluar kemudian naik ke bukit shafa dan berseru “waspadalah”, maka mereka berkata siapa ini, maka berkumpullah kemari. Beliau bersabda: bagaimana pendapatmu jika aku mengabarkan bahwa pasukan berkuda akan keluar dari balik gunung ini, apakah kalian mempercayaiku? Mereka berkata: Kami tidak pernah melihat engkau berdusta, beliau bersabda: Sesungguhnya aku pemberi peringatan bagi kalian di hadapan adzab yang pedih. Abu Lahab berkata; Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami kecuali untuk ini? Kemudian Rasulullah Saw pergi, maka turunlah ayat, binasalah kedua tangan Abu lahab, dan sungguh ia binasa.

C.    MUFRADAT
                                Arti Kata                                           Teks Arab
Berilah peringatan                                                                    أَنْذِرْ
Kerabat-kerabatmu                                                         عَشِيْرَ تَكَ
Yang terdekat                                                                     اْلاَقْرَبِيْنَ     
Golongamu                                                                         رَهْطَكَ
Yang ikhlas                                                                  الْمُخْلَصِيْنَ
Keluar                                                                                    خَرَجَ
Naik                                                                                      صَعِدَ
Bukit shafa                                                                          الصَّفَا
Berseru                                                                                 فَهَتَفَ
Waspadalah                                                                    بَاصَبَاحَاهْ
Berkumpullah                                                                    اِجْتَمَعُوْ
Balik                                                                                      سَفْحِ
Gunung                                                                                  جَبَلِ
Berdusta                                                                              كَذِبً
Adzab                                                                                 عَذَابٍ
Yang pedih                                                                          شَدِيْدٍ
D.    BIOGRAFI ROWI
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf putra paman Rasulullah Saw (Saudara sepupu Rasulullah). Ayahanya Abu Abbas bin Abdul Muthalib dan ibunya adalah Umul Fadhli Lubabah binti Al-Harits Al-Hialliyah. Abdullah bin Abbas lahir 3 tahun sebelum hijriyah dan Nabi mendoakannya, “Ya Allah, berilah ia pengertian dalam bidang agama dan berilah ia pengetahuan takwil (tafsir)” Allah mendengar doa Nabi dan Ibnu Abbad terkenal dengan pengausaan ilmunya yang luas dan pengetahuan fiqhnya yang mendalam. Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadits sesudah Sayyidina Aisyah r.a., ia meriwayatkan 1.660 hadits. Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H.[1]

E.     KETERANGAN HADITS
(لَمَّا نَزَلَتْ ( وَأَنْذِرْ عَشِيْرَ تَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ (Ketika turun, “Berilah peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat”). Pada tafsir surat Tabbat diberi tambahan : Dari riwayat Abu Usamah, dari Al-A’masy, melalui sanad ini.
 وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ  (Dan golonganmu diantara mereka yang ikhlas). Tambahan ini dinukil Ath-Thagari dengan sanad yang maushul melalui jalur lain dari Amr bin Murrah, bahwa dia biasa membaca seperti itu. Al-Qurthubi mengemukakan kemusykilan bahwa yang dimaksud adalah memberi peringatan keapda orang-orang kafir yang ikhlas.[2]
(حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ) “Kemudian naik ke bukit shafa dan berseru”, menjelaskan bahwa media publikasi yang digunakan oleh Rasulullah Saw untuk menyampaikan informasi adalah Bukit Shafa.

F.     ASPEK TARBAWI
Dari keterangan hadits di atas, jelas bahwa dalam menyampaikan suatu ilmu atau informasi meliputi semua kalangan termasuk orang-orang kafir tanpa membedakan-bedakan suku, ras, maupun agama. Kita sebagai umat Islam hendaknya bisa menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu dengan memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi untuk menyampaikan informasi atau ilmu ke kalangan eksternal.
Media publik adalah sarana pendidikan yang dapat menjangkau masyarakat banyak. Media publik dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Media cetak seperti buku, koran, majalah, dan lain-lain
2.      Media elektronik, seperti Televisi, radio, internet, dan lain-lain.
Media publik berfungsi sebagai fasilitas penunjang agar suatu informasi dapat diterima dengan baik dari segi kualitasnya.[3]

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :
-          Media publik adalah sarana pendidikan yang dapat menjangkau masyarakat banyak
-          Media publik berfungsi sebagai fasilitas penunjang agar suatu informasi yang dapat diterima dengan baik dari segi kualitasnya
-          Rasulullah Saw memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi dalam menyampaikan informasi.




DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Sihabudin bin Ali bin Hajar Al-Asqalani. T.th.  Taqribu At-Tahdizb, Juz I. Beirut: darul Shodah.

Al-Azqalani, Ibnu Hajar dan Al Imam Al-Hafizh. 2008. Fathul Baari. Juz. 23. Jakarta: Pustaka Azzam.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.





RESUME HADITS TARBAWI II
MEMANFAATKAN MEDIA PUBLIK UNTUK MENYEBARKAN ILMU KE KALANGAN EKSTERNAL

A.    HADITS
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله ُ عَنْهُمَا قَالَ (لَمَّا نَزَلَتْ: وَأَنْذِرْ عَشِيْرَ تَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ وَرَهْطَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ خَرَجَ رَسُوْلُ الله ِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى صَعِدَ الصَّفَا فَهَتَفَ بَاصَبَاحَاهْ فَقَالُوْا مَنْ هَذَا فَاجْتَمَعُوْ إِلَيْهِ فَقَالَ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخْبَرْ تُكُمْ أَنَّ خَيِلاً تَخْرُجُ مِنْ سَفْحِ هَذَا الْجَبَلِ َاكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ قَالُوا مَاجَرَّبْنَا عَلَيْكَ كَذِبً قَالَ فَإِنِّي نَذِيْرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ قَالَ أَبُوْلَهَبٍ تَبَّالَكَ مَاجَمِعْتَنَا إِلاَّ لِهَذَا ثُمَّ قَامَ فَنَزَ لَتْ تَبَّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وَتَبَّ, وَقَدْ تَبَّ)
(رواه البخارى فى الصحيح, كتاب تفسير القرآن الكريم, باب تباب خسران تتبيب تدمير)

B.     TARJAMAH
Dari Abu Abbad r.a. berkata: “Ketika turun firman-Nya, dan berilah peringatan kerabat-kerabatmu yang terdekat dan golonganmu diantara mereka yang ikhlas. Rasulullah Saw keluar kemudian naik ke bukit shafa dan berseru “waspadalah”, maka mereka berkata siapa ini, maka berkumpullah kemari. Beliau bersabda: bagaimana pendapatmu jika aku mengabarkan bahwa pasukan berkuda akan keluar dari balik gunung ini, apakah kalian mempercayaiku? Mereka berkata: Kami tidak pernah melihat engkau berdusta, beliau bersabda: Sesungguhnya aku pemberi peringatan bagi kalian di hadapan adzab yang pedih. Abu Lahab berkata; Celakalah engkau, apakah engkau mengumpulkan kami kecuali untuk ini? Kemudian Rasulullah Saw pergi, maka turunlah ayat, binasalah kedua tangan Abu lahab, dan sungguh ia binasa.

C.    ASPEK TARBAWI
Dari keterangan hadits di atas, jelas bahwa dalam menyampaikan suatu ilmu atau informasi meliputi semua kalangan termasuk orang-orang kafir tanpa membedakan-bedakan suku, ras, maupun agama. Kita sebagai umat Islam hendaknya bisa menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu dengan memanfaatkan bukit shafa sebagai media publikasi untuk menyampaikan informasi atau ilmu ke kalangan eksternal.
Media publik adalah sarana pendidikan yang dapat menjangkau masyarakat banyak. Media publik dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Media cetak seperti buku, koran, majalah, dan lain-lain
2.      Media elektronik, seperti Televisi, radio, internet, dan lain-lain.
Media publik berfungsi sebagai fasilitas penunjang agar suatu informasi dapat diterima dengan baik dari segi kualitasnya.[4]





[1] Sihabudin Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Taqribu At-Tahdizb, Juz I (Beirut: darul Shodah), hlm. 296
[2]  Ibnu Hajar Al-Azqalani, Al Imam Al-Hafizh, Fathul Baari (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), Juz. 23, hlm. 527
[3]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 121
[4]  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 121

Tidak ada komentar:

Posting Komentar