SUMBER ILMU PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)
PERSEPSI INDRA (SENSE) – DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDERA SEMAKSIMAL MUNGKIN
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I.
Disusun Oleh :
Kelompok IV Kelas B
Dina Rina 2021110064
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2011
PENDAHULUAN
Setelah
kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan
terus belajar, maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada
ummatnya agar mereka menjadi ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan
dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak salah dan tersesat, dengan
memberikan bingkai sumber-sumber pengetahuan berdasarkan urutan
kebenarannya meliputi Alquran dan Assunnah, alam semesta, diri manusia,
dan sejarah.
Dalam
makalah ini akan dibahas tentang sumber ilmu pengetahuan yang berada
dalam urutan ketiga yaitu diri manusia. Yang dimaksud dengan diri
manusia disini Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan
tentang proses penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5)
maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10). Dan kami akan
lebih fokus membahas tentang sumber ilmu pengetahuan mengenai diri
manusia pada aspek fisiologis/fisik menyangkut panca indra atau lebih
tepatnya yaitu “Dorongan Untuk Memanfaatkan Panca Indra Semaksimal
Mungkin.”
A. Hadis Tentang Dorongan Untuk Memanfaatkan Panca Indra semaksimal Mungkin
عن
عبد اللّه قال: وكان (النبي صلى الله عليه وسلم) يعلمنا كلماتٍ، ولم يكن
يعلمناهنَّ كما يعلمنا التشهد: اللهم ألف بين قلوبنا، وأصلح ذات بيننا،
واهدنا سبل السلام، ونجنا من الظلمات إلى النور، وجنبنا الفواحش ما ظهر
منها وما بطن، وبارك لنا في أسماعنا، وأبصارنا، وقلوبنا، وأزواجنا،
وذرياتنا، وتب علينا, إنك أنت التواب الرحيم، واجعلنا شاكرين لنعمتك، مثنين
بها قابليها، وأتمها علينا (رواه ابوداود)[1]
B. Terjemahan
“Dari
Abdullah berkata: Rasulullah Saw. mengajarkan kami beberapa kalimat,
dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau
mangajarkan kami tasyahhud, yaitu: Allahumma allif baina wa aslih
zhaata baininaa wah dinaa subulas salaami. Wa najjinaa min dzulumaati
ilannuuri wa jannibnaal fawaahisya maa dhoharo minhaa wa maa bathona wa
baariklanaa fii asmaa’inaa wa abshoorinaa wa quluubinaa wa azwaajinaa wa
zhurriyyaatinaa wa tub’alainaa innaka antat tawwaabur rahiimu waj
‘alnii syaakiriina lini’matika muttsniina bihaa qaabiliihaa wa atimmahaa
‘alainaa. Wahai Allah, berilah kelembutan hati kami, damaikanlah
diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah
kami dari kegelapan pada jalan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari
perbuatan-perbuatan keji baik yang nampak dan yang samar, limpahkanlah
berkah kepada kami, pada pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami,
istri kami, dan cucu kami, terimalah taubat kami, Sesungguhnya Engkaulah
Maha Penerima Taubat Lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami
orang-orang yang mensyukuri nikmat Engkau berterima kasih lagi
menerimannya, dan sempurnakanlah nikmat itu atas kami.”[2] (HR. Abu Daud)
C. Mufrodat[3]
Kegelapan
|
الظلمات
|
mengajarkan kami
|
يعلمنا
|
jauhkanlah kami
|
وجنبنا
|
beberapa kalimat
|
كلماتٍ
|
perbuatan-perbuatan keji
|
الفواحش
|
Kelembutan
|
ألف
|
Berkah
|
بارك
|
hati kami
|
قلوبنا
|
pendengaran kami
|
أسماعنا
|
Damaikanlah
|
أصلح
|
penglihatan kami
|
أبصارنا
|
tunjukilah kami
|
اهدنا
|
istri kami
|
أزواجنا
|
Jalan
|
سبل
|
cucu kami
|
ذرياتنا
|
Kesejahteraan
|
السلام
|
dan sempurnakanlah
|
وأتمها
|
selamatkanlah kami
|
ونجنا
|
D. Biografi Abdullah bin Mas’ud
Nama
lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Hubaib al Hadzali, biasa
dipanggil Abu Abdurrahman. Sewaktu muda, ia bekerja sebagai pengembala
kambing di Makkah milik Uqbah bin Abi Mu’ith.[4]
Abdullah
selalu mengikuti Rasulullah sejak usia belia. Pendengarannya selalu
dihiasi dengan ayat-ayat Al Quran sejak turun kepada Rasulullah.
Kiprahnya dalam memilihara Al Quran tidak perlu diragukan lagi. Ia hidup
bersama dan untuk Al Quran.
Ia
berada diurutan ke-6 diantara orang yang mula-mula masuk Islam. Ia
adalah orang pertama di Makkah yang berani membaca alquran dengan suara
lantang (keras). Suara dan bacaannya sangat bagus. Ia ikut hijrah ke
Habasyah (Eithopia) dan ke Madinah serta tidak pernah absen mengikuti
semua peperangan bersama Rasulullah.
Dalam perang Uhud, ia berhasil menebas leher Abu Jahal setelah Muadz berhasil menikamnya.
Ia berpostur tubuh kurus dan pendek. Kalau berdiri, tingginya hampir sama dengan orang yang sedang duduk.
Suatu
hari, para sahabat tertawa saat melihat kedua betis Ibnu Mas’ud yang
sangat kecil. Lalu Rasulullah mengatakan, “Demi jiwaku yang berada
digenggaman-nya, sesungguhnya kedua betisnya itu lebih berat dalam
timbangan daripada gunung Uhud.” (HR. Ahmad)
Abdullah bin Mas’ud wafat pada tahun 32 H. dalam usia 65 tahun. Ia wafat di Madinah dan telah meriwayatkan 840 hadist.[5]
E. Keterangan dari Kitab Syarah[6]
(Beliau mengajarkan kami beberapa kalimat)
|
(وكان يعلمنا كلماتٍ)
|
yaitu bukan tasyahhud
|
اي غير التشهد
|
dan itu adalah Allahumma allif baina quluubinaa dan seterusnya
|
وهي اللهم الف بين قلوبنا الخ
|
(berilah kelembutan hati kami)
|
(ألف بين قلوبنا)
|
yaitu lebih meneguhkan hati diantara kami
|
اي اوقع اﻷلفة بينها
|
(damaikanlah diantara kami)
|
(وأصلح ذات بيننا)
|
Yaitu lebih memperbaiki keadaan diantara kami
|
اي اصلح احوال بيننا
|
Disebutkan
dalam al-majmu’: yang dimaksud dzat adalah sesuatu yang bentuk dan
materinya cenderung kepada sesuatu yang lebih lemah (lebih buruk) dari
dzat tersebut (bisa diartikan sebagai nafsu)
|
قال في المجمع:ذات الشئ نفسه وحقيقته والمرادمااضيف ﺇليه
|
Dan memperbaiki dzat (nafsu) yang rusak adalah memperbaiki keadaan nafsunya
|
ومنه ﺇصلاح ذات البين اي ﺇصلاح احوال بينكم
|
Hingga menjadikannya keadaan yang teguh (pada kebenaran), cenderung pada cinta dan lebih baik
|
حتي يكون احوال الفة ومحبة واتفاق
|
Jika ada keadaan yang ditutup-tutupi kerusakan (kebusukan nafsunya) tetap saja dikatakan sebagai nafsu yang rusak (busuk)
|
قال ولماكانت اﻷحوال ملابسة للبين قيل لها ذات البين
|
(jalan kesejahteraan)
|
(سبل السلام)
|
Jamak dari سبيل maksudnya adalah jalan-jalan keselamatan
|
جميع سبيل اي طرق السلامة
|
(jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji)
|
(وجنبنا الفواحش)
|
Yaitu dosa-dosa besar seperti zina
|
اي الكبائر كالزنا
|
(baik yang nampak dan yang samar)
|
(ما ظهر منها وما بطن)
|
Yaitu yang nampak perbuatannya maupun yang samar (tersembunyi) perbuatannya
|
اي علانيتها وسرها
|
(sempurnakanlah nikmat itu)
|
(أتمها)
|
Meminta kesempurnaan dari nikmat[7]
|
امر من اﻹتمام
|
F. Aspek Pendidikan (Dorongan Untuk Memanfaatkan Panca Indra)
Sebagai
sumber ilmu pengetahuan yang ketiga panca indra yang terdapat pada
manusia mempunyai banyak kegunaan sebagai sarana mendukung dan
melengkapi manusia untuk mencari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum.
Menurut
Fajri Alatas, dalam pandangan Islam, tubuh memiliki karakteristik yang
fundamental bagi manusia. Tubuh adalah tempat bersemayamnya panca
indera, sehingga dengannya manusia dapat melihat, meraba, mencium,
mendengar dan merasa.
Sedangkan menurut Amman ‘Abd al-Mu’min Qahif menggunakan Surat al-Sajdah: 9
sebagai landasan bahwa panca indra merupakan sumber ilmu pengetahuan. “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”[8]
sebagai landasan bahwa panca indra merupakan sumber ilmu pengetahuan. “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”[8]
Pendapat
kedua tokoh tersebut telah membuktikan betapa pentingnya panca indra
bagi manusia sebagai sumber ilmu pengetahuan dan QS. Al-Sajdah: 9 juga
telah membuktikan bahwa Allah Swt. telah memberikan panca indra kepada
manusia untuk memanfaatkannya semaksimal mungkin dalam mencari ilmu
pengetahuan baik itu ilmu agama ataupun ilmu umum.
Hubungannya
dengan hadis di atas sebagai dorongan untuk memanfaatkan panca indra
semaksimal mungkin adalah dalam kalimat hadis terakhir tertuliskan
artinya “Dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri nikmat Engkau
berterima kasih lagi menerimanya dan sempurnakanlah nikmat itu atas
kami.” Pada hadis tersebut sudah jelas bahwa kita didorong untuk
memanfaatkan panca indra yang telah Allah Swt. berikan kepada seluruh
manusia dalam mencari ilmu pengetahuan dan dengan melakukan atau
memanfaatkan panca indra sebaik mungkin atau semaksimal mungkin telah
menunjukkan adanya rasa bersyukur terhadap Allah Swt.
Hikmah
adanya hadis tersebut adalah agar manusia lebih baik lagi dalam
menggunakan atau memanfaatkan panca indra yang telah diberikan Allah
Swt., sebagai bukti syukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh
Allah Swt. kepada manusia, dan bukti bahwa Islam tidak hanya menyuruh
umatnya untuk mencari ilmu agama tetapi juga untuk mencari ilmu yang
bersifat umum, serta bukti bahwa segala yang telah diberikan oleh Allah
Swt. kepada manusia selalu ada manfaatnya.
PENUTUP
Sumber
ilmu pengetahuan panca indra terdapat dalam urutan ketiga dan manusia
dianjurkan untuk memanfaatkan panca indra semaksimal mungkin karena hal
itu merupakan bagian dari atau salah satu jalan untuk mendapatkan atau
mencari ilmu.
Dalam
surat al-Sajdah: 9 sebagai landasan bahwa panca indra merupakan sumber
ilmu pengetahuan. “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya
roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
Dengan
adanya salah satu ayat Alquran tersebut, maka jelaslah bahwa panca
indra merupakan sumber ilmu pengetahuan. Dan dengan adanya hadis
tersebut, lebih jelas lagi untuk mendorong manusia memanfaatkan atau
menggunakan panca indranya semaksimal mungkin dalam mencari ilmu atau
mendapatkan ilmu baik dalam ilmu agama maupun dalam ilmu umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar