MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Tentang Makhluk
( Makhluk Metafisik )
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen pengampu : M.Ghufron Dimyati, M.S.I
Kelas/ Smstr : B/ IV
Disusun Oleh
ROHILATUL MUKAROMAH
2021110075
JURUSAN TARBIYAH ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
I. PENDAHULUAN
Kata
dzikir menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan menurut pengertian
syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri
kepada-Nya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu
mengingat akan kekuasaan dan kebesaran-Nya, sehingga kita bisa
terhindar dari penyakit sombong dan takkabur.
Majelis
dzikir adalah majelis-majelis tempat beribadah dengan berbagai jenis
karena sesungguhnya semua itu dalam rangka taat kepada Allah SWT.
Berikut
ini saya akan membahas tentang hadits keutamaan majelis dzikir, do’a
dan istighfar yang merupakan salah satu kebutuhan makhluk metafisika.
Metafisika adalah ilmu yang membahas tentang hakekat sesuatu dan masalah
imateri yang tidak dapat ditangkap indera. Sedangkan makhluk metafisika
adalah pemenuhan kebutuhan jiwa, ruh dan hati, tidak hanya pemenuhan
kebutuhan materi semata.
II. PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
Ilmu tentang makhluk (makhluk metafisik)
عن أبي هريرة،
عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال "إن لله تبارك وتعالى ملائكة سيارة. فضلا. يتبعون مجالس الذكر. فإذا وجدوا مجلسا فيه ذكر قعدوا معهم. وحف بعضهم بعضا بأجنحتهم. حتى يملؤا ما بينهم وبين السماء الدنيا. فإذا تفرقوا عرجوا وصعدوا إلى السماء. قال فيسألهم الله عز وجل، وهو أعلم بهم: من أين جئتم؟ فيقولون: جئنا من عند عباد لك في الأرض، يسبحونك ويكبرونك ويهللونك ويحمدونك ويسألونك. قال: وماذا يسألوني؟ قالوا: يسألونك جنتك. قال: وهل رأوا جنتي؟ قالوا: لا. أي رب! قال: فكيف لو رأوا جنتي؟ قالوا: ويستجيرونك. قال: ومم يستجيرونني؟ قالوا: من نارك. يا رب! قال: وهل رأوا ناري؟ قالوا: لا. قال: فكيف لو رأوا ناري؟ قالوا: ويستغفرونك. قال فيقول: قد غفرت لهم. فأعطيتهم ما سألوا وأجرتهم مما استجاروا. قال فيقولون: رب! فيهم فلان. عبد خطاء. إنما مر فجلس معهم. قال فيقول: وله غفرت. هم القوم لا يشقى بهم جليسهم".
عن النبي صلى الله عليه وسلم، قال "إن لله تبارك وتعالى ملائكة سيارة. فضلا. يتبعون مجالس الذكر. فإذا وجدوا مجلسا فيه ذكر قعدوا معهم. وحف بعضهم بعضا بأجنحتهم. حتى يملؤا ما بينهم وبين السماء الدنيا. فإذا تفرقوا عرجوا وصعدوا إلى السماء. قال فيسألهم الله عز وجل، وهو أعلم بهم: من أين جئتم؟ فيقولون: جئنا من عند عباد لك في الأرض، يسبحونك ويكبرونك ويهللونك ويحمدونك ويسألونك. قال: وماذا يسألوني؟ قالوا: يسألونك جنتك. قال: وهل رأوا جنتي؟ قالوا: لا. أي رب! قال: فكيف لو رأوا جنتي؟ قالوا: ويستجيرونك. قال: ومم يستجيرونني؟ قالوا: من نارك. يا رب! قال: وهل رأوا ناري؟ قالوا: لا. قال: فكيف لو رأوا ناري؟ قالوا: ويستغفرونك. قال فيقول: قد غفرت لهم. فأعطيتهم ما سألوا وأجرتهم مما استجاروا. قال فيقولون: رب! فيهم فلان. عبد خطاء. إنما مر فجلس معهم. قال فيقول: وله غفرت. هم القوم لا يشقى بهم جليسهم".
B. Mufrodat
اندنسي
|
عربي
|
Mereka telah mendapatkan
|
وجدوا
|
Mengelilingi atau menaungi
|
حف
|
Sayap-sayap
|
اجنحت
|
Mereka memenuhi ruang
|
يملؤوا
|
Naik
|
وصعدوا
|
Mengampuni
|
غفرت
|
Memberi
|
واعطيت
|
Penuh dosa
|
خطاء
|
Lewat
|
مر
|
Tidak celaka
|
لايشقى
|
C. Terjemahan Hadits
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi
lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan
perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka
senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka mendapati satu
majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan
mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka
dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka
naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia
lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada
mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari
tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan,
membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa
yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka
memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah
melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami.
Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para
malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu.
Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para
malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya:
Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab:
Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat
neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon
ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah
mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku
juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka
takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai
Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh
dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka.
Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena
mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk
bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)
D. Biografi Abu Hurairah
Abu
Hurairah lahir pada tahun 21 sebelum Hijriyah. pada masa Jahiliyah,
sebelum ia msuk Islam, namanya Abu Syamsi. ia Masuk Islam pada tahun
ke-7 Hijriyah, ketika perang Khaibar sedang berkecamuk. Abu hurairah
langsung terjun ke dalam perang tersebut. setelah ia masuk Islam, Nabi
SAW memberinya nama Abdurahman.
Abu
Huraurah sangat menyenangi seekor kucing, sehingga sering kucing itu
digendong, dirawat, diberi makan dan bagi kucing itu disediakan tempat
khusus. maka beliau digelari pula dengan Abu Hurairah, yang artinya
orang yang menyanyangi kucing. Nama lengkap Beliau adalah Abu Hurairah
bin Shakhkhar. Ibunya adalah Maimunah, yang sempat masuk Islam sebelum
wafatnya.
Abu
Hurairah adalah seorang di antara Muhajirin yang miskin, Ia termasuk
salah seorang Ahlush Shuffah, yaitu sahabat yang tinggal di Madinah.
Beliau tidak punya rumah untuk tinggal, tidak punya tanah untuk bercocok
tanam, tidak punya barang dagangan untuk dijual. walaupun demikian
beliau tegar dalam menghadapi hudup dan sanggup menerima SAW secara baik
bahkan beliau orang yang paling banyak menghafal dan meriwayatkan
hadits-hadits.
Nabi SAW daripada sahabat-sahabat Nabi yang lain. Para Perawi hadits banyak meriwayatkan hadits dari beliau.
Iman
Syafi’i pernah berkata: “Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak
menghafal hadits bila dibandingi dengan perawi-perawi di masanya.”
Abu
Hurairah adalah seorang ahli ibadah, begitu juga istri dan anaknya.
Mereka semua biasa bangun pada malam hari secara bergiliran. Beliau
bangun pada sepertiga malam kedua dan kemudian anaknya pada sepertiga
malam terakhirnya.
Pada
masa Khalifah Umar bin Khatab beliau pernah diangkat menjadi gubernur
Bahrain. Beliau wafat pada tahun ke-59 Hijriyah dalam usia 78 tahun.
E. Keterangan Hadits
Ø (سيّارة) : maksudnya adalah para malaikat yang melancong / berkelana di muka bumi
Ø (فضلا) : kata ini ada beberapa wajah :
ü (فُضُلاً), Qoul paling rojih dan paling masyhur di megeri kami
ü (فُضْلاً), sebagian ulama’ berpendapat qoul inilah yang paling rojih dan menganggap kata (فُضْلاً) adalah yang paling sering digunakan dan paling benar
ü (فَضْلاً), menurut imam Al-Qadhi : kata ini adalah riwayat dari mayoritas para guru kami di dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim
ü (فُضُلٌ), sebagian khabar dari muftada’ yang dibuang
ü (فُضَلاَء), bentuk jamak dari mufrad (فَاضِلٌ).
Menurut ulama’, arti kata (فضلا)
di atas menurut semua riwayat adalah bahwasanya mereka adalah para
malaikat tambahan, bukan merupakan malaikat-malaikat yang mengemban
tugas jaga atau tugas-tugas tertentu dengan makhluk. Mereka adalah para
malaikat tanpa tugas. Tugas mereka adalah (mencari) halaqoh-halaqoh
(majelis-majelis) dzikir.
Ø (حَفَّ) : demikian yang banyak terdapat di redaksi hadits di negeri kami dengan kata (حفّ) (mengelilingi). Ada juga di sebagian redaksi ditulis dengan kata (حضَّ) (menganjurkan untuk hadir dan mendengarkan), sedangkan imam Al-Qadhi menceritakan dari sebagian perawinya dengan kata (حَطَّ) (turun), kata inilah yang dipilih beliau, menurut beliau artinya adalah memberi isyarat kepada sebagian mereka untuk turun.
Ø (خَطَّاء) : artinya (كثيرالخطايا) (banyak salah)
Ø Arti kata (حفاف الشيء) adalah (جانباە) (2 sisi/ 2 sampingnya). Sebagaimana dikatakan (حتّى يملوٴوا ما بين السماء والأرض) (sehingga para malaikat itu memenuhi antara langit dan bumi)
Ø (ويستجيرونك من النار) dan (قدأجرتھم مم استجاروني) semuanya bermakna “aman”, karena kata (الجوار) sering digunakan untuk kata (الأمان) (aman).
Ø Dalam riwayat Al-Bukhari, setelah kalimat (انّمامرّ فجلس معھم) ada tambahan kata (لحاجة), kemudian lanjutan redaksi hadits tersebut dalam shahih Bukhari adalah :
(ھم القوم لايشقى جليسھم), (قدغفرت لھم)
Hadits
tersebut menerangkan tentang keutamaan majelis-majelis dzikir, walaupun
salah satu pengunjungnya ada yang bukan ahli majelis tersebut.
(misalnya mengunjungi majelis hanya mencari makan, dia berhak
mendapatkan pengampunan karena berkah majelis tersebut dan orang-orang
shalih di dalamnya).
Hadits tersebut juga menerangkan keutamaan duduk bersama orang-orang sholih dan menyucikan (menghormati) mereka.
Ø Dzikir ada 2 macam
ü Dzikir dengan hati, yaitu dzikir secara rahasia, dzikir ini ada 2 macam:
· Dzikir kepada Allah
· Dzikir kepad perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya
ü Dzikir dengan lisan
Diterangkan
dari sayyidina Umar bin Khattab R.A bahwa dzikirnya adalah dengan hati.
Dzikir semacan ini adalah paling tinggi derajat dzikirnya, yaitu
berpikir tentang keagungan Allah, kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya,
kerajaan-Nya, dan ayat-ayat-Nya, baik yang di bumi maupun di langit.
Dalam sebuah hadits diterangkan : “sebaik-baik dzikir adalah dzikir
secara rahasia (dalam hati)”.
Sedangkan
dzikir dengan hati kepada perintah-perintah Allah dan
larangan-larangan-Nya adalah dengan menjauhi larangan-larangan-Nya,
menjalankan perintah-perintah-Nya, dan berhenti / menahan dari
perkara-perkara yang belum jelas.
Adapun
dzikir dengan lisan saja, ini adalah jenis dzikir yang paling lemah,
tetapi tetap mempunyai keutamaan yang besar, sebagaimana dikatakan dalam
sebuah atsar : “setiap keutamaan ada kadar martabatnya masing-masing”.
Disebutkan
oleh iman Abu Ja’far Ath-Thabari dan imam lainnya tentang perbedaan
ulama’ salaf dalam masalah dzikir, mana lebih utama dzikir dengan lisan
atau dengan hati?. Menurut kami khilaf ini hanya terjadi pada definisi
dzikir hati (dari Tasbih, Tahlil, dan sebagainya), jika tidak disertai
pengucapan dengan lisan . khilaf ini bukan pada dzikir hati yang berupa
berpikir dan menghadirkan dalil-dalil ma’rifat dan keagungan Allah dalam
hati, dzikir semacam ini tidak mungkin dilakukan lisan, maka bagaimana
mungkin bisa mengunggulinya?
Jadi
khilaf yang dimaksud adalah : jika hati sama-sama berdzikir, yang satu
disertai pengucapan dengan lisan dan yang lain tanpa disertai pengucapan
dengan lisan, man yang utama? Disinilah terdapat khilaf :
· Ulama’
yang berpendapat dzikir dengna hati lebih afdhal, alasannya adalah
karena amal perbuatan yang dilakukan secara rahasia itu lebih afdhal
· Sedangkan
ulama’ yang berpendapat dzikir dengan lisan lebih afdhal, alasannya
adalah karena dzikir ini tidak hanya dilakukan dengan hati, tapi
jugadilakukan oleh anggota tubuh yang lain, yaitu lisan. Maka pahalanya
bertambah pula.
Oleh karena itu, ulama’ juga berbeda pendapat tentang dzikir dengan hati, apakah dicatat oleh malaikat?
· Sebagian
berpendapat : di catat, dan Allah memberi tanda-tanda kepada malaikat
tentang amalan-amalan yang dilakukan oleh hati, sehingga malaikat mampu
mencatatnya.
· Sebagian yang lain berpendapat : tidak di catat, karena malaikat tidak mengetahui apa-apa yang dikerjakan oleh hati.
(واللّٰه أعلم بالصواب ٬ وإليه المرجع والمآب)
F. Aspek Tarbawi
Tidak
diragukan bahwa dzikrullah (mengingat Allah) merupakan salah satu
ibadah yang agung. Dengan dzikrullah seorang hamba mendekatkan diri
kepada Rabbnya, mengisi waktunya dan memanfaatkan nafas-nafasnya.
Demikian
juga majelis dzikir, merupakan majelis yang sangat mulia di sisi Allah
SWT dan memiliki berbagai keutamaan yang agung. Diantaranya;
a. Majelis dzikir adalah taman surga di dunia ini. Seperti dalam hadits,
فَارْتَعُوا الْجَنَّةِ بِرِيَاضِ مَرَرْتُمْ إِذَا قَالَ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ اللَّهُ صَلَّى اللَّهِ رَسُولَ أَنَّ
اللَّهُ رَضِي مَالِكٍ بْنِ أَنَسِ عَنْ وَمَا
yang
artinya: “Dari Anas Bin Malik ra. Bahwa Rasulullah SAW, bersabda: “jika
melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang”. Para
sahabat bertanya “apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,
“Halaqoh-halaqoh (kelompok-kelompok) dzikir”.[1]
Imam
Ibnu Qayyim ra. Berkata: “barang siapa ingin menempati taman-taman
surga di dunia, hendaknya dia menempati majelis-majelis dzikir, karena
ia adalah taman-taman surga”.
b. Majelis
dzikir merupakan majelis malaikat. Juga menjadi penyebab turunnya
ketenangan dan rahmat Allah. Allah membanggakannya kepada malaikat.
Rasulullah SAW bersabda:
“tidaklah
sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah SWT, kecuali para
malaikat mengelilingi mereka, Rahmat (Allah) meliputi mereka,
ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka
dihadapan (para malaikat) yang ada disisi-Nya.[2]
Bentuk-bentuk Majlis Dzikir
Setelah
kita mengetahui keutamaan yang begitu besar tentang majelis dzikir,
maka yang lebih penting lagi, kita juga perlu mengetahui bentuk-bentuk
majelis dzikir. Sehingga dapat mengamalkan ibadah yang besar ini sesuai
dengan tuntunan.
Dari hadits yang menyebutkan tentang majelis dzikir, dapat kita ketahui bentuk-bentuk majelis dzikir sebagi berikut:
Pertama : Duduk bersama-sama, kemudian masing-masing berdzikir
dengan pelan.
Jenis-jenis dzikir yang diucapkan yaitu:
ü Tasbih ucapan Subhanallah
ü Takbir ucapan Allahu Akbar
ü Tahmid ucapan Alhamdulillah
ü Tahlil ucapan Laa ilaaha illa Allah
ü Istighfar ucapan Astaghfirullah
Kedua : duduk besama-sama membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Yaitu
dengan cara salah seorang membaca dan yang lainnya mendengarkan. Hal
ini ditunjukkan oleh dalil-dalil berikut. Rasulullah SAW, besabda:
“Tidaklah sekelompok orang didalam satu rumah diantara rumah-rumah
Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling belajar diantara mereka,
kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat
mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka dikalangan (para
malaikat) di hadapan-Nya (HR Muslim).
Dalam
hadits diatas nampak secara nyata, bahwa berkumpul untuk membaca dan
mempelajari Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk dzikir yang mulia.
Namun bagaimana caranya? Caranya, yaitu satu orang membaca dan yang lain
mendengarkannya, sebagaimana disebutkan dalan hadits berikut ini yang
artinya: “Dari Abdullah, dia berkata : Nabi bersabda kepadaku,
“bacakanlah (Al-Qur’an) kepadaku”. Aku menjawab, “apakah aku akan
bacakan kepada anda?”. Beliau menjawab, “sesungguhnya aku suka
mendengarkannya dari selainku”. Maka aku membacakan kepada beliau surat
An-nisa’ sehingga aku sampai pada ayat 41 yang artinya: “maka
bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan
seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”. Beliau
bersabda, “berhentilah”, ternyata kedua mata beliau meneteskan air mata
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain)
Ketiga : Majelis ilmu adalah majelis dzikir
Apakah majelis ilmu adalah majelis dzikir? Dalam hal ini nampaknya para ulama berbeda pendapat
Ø Al-Hafizh
Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata:”majelis-majelis dzikir adalah
majelis-majelis yang berisi dzikrullah, dengan macam-macam dzikir yang
ada, yaitu: tasbih, takbir, dll. Juga berisi bacaan kitab Allah Azza
Wajalla dan berisi doa kebaikan dunia dan akhirat. Dan masuknya
pembacaan hadits nabi, mempelajari ilmu agama, mengulang-ngulanginya,
berkumpul melakukan shalat nafilah(sunnah) kedalam majlis-majlis dzikir
adalah suatu pandangan yang lebih nyata, majelis-majelis dzikir adalah
khusus pada majlis-majlis tasbih, takbir, dll, juga Qiraatul qur’an
saja. Walaupun pembecaan hadits mempelajari dan berdiskusi ilmu (agama)
termasuk jumlah yang masuk dibawah istilah dzikrullah Ta’ala.
Dari
perkataan al-Hafizh Ibnu Hajar tersebut nampaknya beliau menguatkan
bahwa majlis ilmu tidak termasuk majelis dzikir. Dan pendapat kedua
inilah yang lebih kuat.
Ø Atha’
Rahimahullah berkata, “majelis-majelis dzikir adalah majlis-majelis
halal dan haram, bagaimana seseorang membeli, menjual,berpuasa, shalat,
bershadaqoh, menikah, becerai, dan haji.
Ø Syaikh
Salim Al-Hilali berkata, “majelis dzikir adalah halaqoh-halaqoh ilmu
yang diadakan dirumah-rumah Allah untuk belajar, mengajar, dan mencari
pemahaman terhadap agama.
Bahkan sebagian ulama menjelaskan, majelis ilmu lebih baik daripada majelis dzikir.
Ø Syaikh
Abdul Rozak bin Abdul Muhsin Al-badr, salah seorang dosen jami’ah
Islamiyah di madinah berkata, “tidak ada keraguan, bahwa menyibukkan
dengan menuntut ilmu dan menghasilkannya, mengetahui halal dan haram,
mempelajari Al-Qur’anul karim dan merenungkannya, mengetahui
sunnah-sunnah Rasulullah dan sirah(riwayat hidup) beliau serta
berita-berita beliau adalah sebaik-baik dzikir dan paling utama.
Majelis-majelisnya adalah majelis-majelis paling baik majelis-majelis
itu lebih baik daripada majelis-majelis dzikrullah dengan tasbih, tahmid
dan takbir. Karena majelis-majelis ilmu berkisar antara fardhu’ain atau
fardhu kifayah. Sedangkan dzikir semata-mata (hukumnya) adalah
tathawwu’ murni (disukai, sunnah, tidak wajib)
Kemudian
beliau menyebutkan hadits-hadits dan perkataan ulama, yang semuanya
menunjukkan lebih utamanya ilmi(din) dibandingkan dengan ibadah yang
tidak wajib.
III. PENUTUP
Majelis
dzikir adalah tempat beribadah dengan berbagai jenis, karena
sesungguhnya semua itu dalam rangka taat kepada Allah SWT. majelis
dzikir memiliki beberapa keutamaan yang agung, diantaranya:
Ø Majelis dzikir adalah taman surga di dunia ini.
Ø Majelis dzikir merupakan majelis malaikat, juga menjadi penyebab turunya ketenangan dan rahmat Allah.
Adapun bentuk-bentuk majelis dzikir adalah:
Ø Duduk bersama-sama, kemudian masing-masing berdzikir dengan pelan
Ø Duduk bersama-sama untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an
Ø Majelis ilmu adalah majelis dzikir
DAFTAR PUSTAKA
Al-manhaj, or.id/ content/ 3001/ slash/......
Khanafi,Imam Al-jauharie. 2010. filsafat Islam.Pekalongan: STAIN pekalongan press.
Manshur, Syekh Ali Nashif. 1996. Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW. Bandung: Sinar Baru Al-Gesindo.
www.elitha-eri.net/ 2007/ 06/ 28/ biografi Abu-Hurairah.
Zaki Al-Din, Al-Hafizh Abd Alazhim Al-Mundziri Syinqity Djamaludin dan H.M Mochtar Zoerni. 2004. Mukhtasar Shahih Muslim Ringkasan Shohih Muslim. Bandung: Al-Maktab Al-Islami, Beirut Mizan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar