MAKALAH
KLASIFIKASI ILMU PENGETAUAN
“ASTRONOMI”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi 2
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun oleh:
Fenni Listiawati
2021110078
B
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Menurut
bahasa, sholat berarti doa dengan kebaikan. Allah SWT berfirman, “Dan
sholatlah unutk mereka”, (Q.S At-Taubah(9):103). Maksudnya, berdo’alah
unutk mereka dan turunkanlah rahmat-mu kepada mereka. Pengertianya
sholat menurut istilah para ahli fikih adalah perkataan dan perbuatan
yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan
syarat-syarat tertentu.
Sholat
merupakan ibadah umat islam yang paling utama kepada Allah SWT. Sholat
adalah salah satu rukun islam. Allah SWT mewajibkan, sholat atas
hamba-hambanya agar mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun. Sholat adalah amalan yang pertama kali
di hisab di hari akhir. Jika sholat seorang hamba itu baik, maka baik
pula amal lainnya, dengan demikian pula sebaiknya. Di dalam bab sholat
ini ada sejumlah ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan waktu
shalat. Allah SWT berfirman, “ sesungguhnya sholat itu adalah fardhu
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (Q.S An-Nisa:
103).
Dalam pembahasan makalah ini akan dijelaskan tentang waktu-waktu shalat.
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
عَنْ
بْنِ أَبِي أَفِي قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّم:{إِنَّ خِيَارِعِبَادِ الله الَّذِيْنَ يُرَاعُوْنَ الشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ وَالأَظِلَّةَ لِذِكْرِ الله عَزَّ وَجَلَّ} تَفَرَّدَ
بِهِ عَبْدُ الْجَبَّاربن العلاء بِإِسْنَادِهِ هكذا وَهُوَ ثِقَةٌ (رواه
البيهقي في السنن الكبرى, باب مراعاة أدلة المواقيت)
B. Terjemah Hadits
Dari
ibnu Abi Aufa bekata, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
hamba-hamba Allah yang terpilih adalah mereka yang menjaga (perjalanan)
matahari, bulan, bintang-bintang dan bayang-bayang untuk mengingat
(dengan melakukan sholat) kepada Allah SWT”.[1]
C. Mufrodat
Indonesia
|
Arab
|
Sesungguhnya
|
اِنَّ
|
Hamba-hamba Allah
|
خِيَارَعِبَادِالله
|
Yang terpilih adalah mereka yang menjaga
|
الَّذِيْنَ يُرَاعُوْنَ
|
(perjalanan)
| |
Matahari
|
الشَّمْسَ
|
Bulan
|
وَالْقَمَرَ
|
Bintang-bintang
|
وَالنَّجُوْمَ
|
Bayang-bayang
|
وَالأّظِلَّةَ
|
Untuk mengingat kepada Allah
|
لِذِكْرِالله
|
D. Biografi Rowi
Abdullah bin Abu Aufa (w.86.H)
Nama
lengkapnya ialah Abdullah bin Abu Aufa Al-Islami, dijuluki dengan Abu
Muawiah, sahabat yang ikut dalam perdamaian Hudaibiyah dan
peristiwa-peristiwa lainnya ini, berdomisili di kota Madinah sampai
Rasulullah SAW wafat, setelah itu beliau pindah ke kota Kufah. Dialah
sahabat yang terakhir meninggal disana.[2]
E. Keterangan Hadits
Sesungguhnya
hamba-hamba Allah yang terpilih adalah orang yang mau menjaga
(perjalanan) matahari, bulan, bintang-bintang dan bayang-bayang. Dalam
arti mereka selalu mengintai masuknya waktu sholat dengan adanya
benda-benda tersebut yang digunakan untuk mengingat kepada Allah berupa
adzan dan kemudian mendirikan sholat, serta untuk mengalokasikan waktu
untuk membaca aurod/wiridan pada waktu-waktu yang disukai.
Pengarang
kitab Al-Burhan menyebutkan, dalam memperhatikan hal-hal di atas pada
hal-hal yang dhohir/ tampak hal-hal yang batin/ tidak tampak. Adapun
hal-hal yang dhohir/ tampak adalah dengan cara melihatnya dengan indera
penglihat akan terbitnya matahari, keberadaan matahari ditengah-tengah
tepat waktu istira’, terbenam dan gerakannya. Dan bila seseorang mau
mengangan-angan maka ia akan ingat kepada Allah, memahasucikannya, dan
mengagungkannya dengan yakin. Terlebih jika Allah menampakkan,
rahasia-rahasia angka-angka gerakannya dan perjalanannya kepada
orang-orang tersebut atau kepada orang yang menggeluti/ mendalaminya,
yaitu: hal-hal yang menunjukkan hukum-hukum qadar Allah sejak zaman
azali atas segala ciptaan Allah yang di akibatkan dari sebab-sebab
tertentu.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا
“Sungguh, sholat itu adalah kewajiaban (fardhu) yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman, (Q.S. An-Nisa’:103).[3]
Ukuran
yang menentukan datangnya waktu sholat fardhu ialah posisi bumi
terhadap matahari. Ketentuan itu telah dijelaskan oleh Al-Qur’an dan
Hadits nabi.
اَقِمِ الصَّلوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلَى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْانَ الْفَجْرِ اِنَّ قُرْانَ الفَجْرِكَانَ كَسْهُوْدًا.
“Dirikanlah
sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan
(oleh matahari). (Al-Isra’: 78)
Dalam hadits nabi ketentuan waktu sholat diterangkan demikian:
عَنْ
عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍورَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَقْتُ الظُّهْرِ اِذَازَالَتِ الشَّمْسُ
وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُوْلِهِ مَالَمْ يَحْضُرْ وَقْتُ الْعَصْرِ,
وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَالَمْ تَصْفَرُّ الشَّمْسُ, وَوَقْتُ صَلاَةِ
الْمَغْرِبِ مَالَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلاَةِ الَعِشَاءِ اِلَى
نِصْفِ الَّليْلِ اْلاَوْسَطِ, وَوَقْتُ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوْعِ الْفَجْرِ
مَالَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُى (رواه مسلم)
Artinya:
Dari
Abdillah bin Umar r.a: bahwasanya nabi SAW telah bersabda: “waktu
zhuhur ialah tatkala matahari telah tergelincir dan bayangan seseorang
adalah seperti tingginya (sama panjangnya) selagi belum datang waktu
ashar. Dan waktu ashar (setelah itu), selagi belum Nampak
kekuning-kuningan cahaya matahari. Dan waktu maghrib (setelah itu),
selama belum hilang mega (yang merah). Dan waktu isya’ (setelah itu),
hingga seperdua malam pertengahan (pertama). Dan waktu shubuh (dimulai)
dari terbit fajar (shidiq) selama matahari belum terbit”. (H.R. Muslim).[4]
F. Aspek Tarbawi
Dari keterangan hadits diatas dapat disimpulkan:
1. Kita diperingatkan untuk tidak menyia-nyiakan waktu
2. Melaksanakan sholat sesuai dengan waktu yang ditentukan
3. Kita dapat mengetahui ketentuan masing-masing waktu sholat, khususnya sholat lima waktu
4. Sholat adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan
PENUTUP
Sholat
merupakan ibadah umat Islam yang paling utama kepada Allah SWT, sholat
adalah salah satu rukun Islam. Seperti yang sudah dijelaskan dalam
Al-Qur’an surat An-Nisa:103 yang artinya “sesungguhnya sholat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas oarng-orang yang beriman”. Sholat
adalah kebiasaan yang dapat memelihara waktu yang merupakan bagian
terpenting dari kehidupan manusia. Dengan demikian, sholat adalah ibadah
yang paling dapat mengatur waktu manusia. Didalam sholat disamping
sudah ditentukan waktu-waktunya juga mempunyai hikmah yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaziri, Syeikh Abdurrahman. 2005. Kitab Sholat Fikih Empat Madzhab. Jakarta: PT. Mizan Publika.
Musthofa. 1982. Islam dan Kehidupan di Angkasa Luar. Bandung: PT. Al-Ma’arif.
Nawawi, Imam. 2003. Faidhul Qadir. Juz 2. Mesir: Maktabah.
-id-id. Facebook.com/note.php?note_id=228957020499155
Tidak ada komentar:
Posting Komentar